Dua Periode Kepemimpinan AISI Oleh Taufik Hidayat -->

Iklan Semua Halaman

Dua Periode Kepemimpinan AISI Oleh Taufik Hidayat

23 November 2016
Foto Bersama Anggota AISI
Jakarta, eMaritim.com – Kembali terpilihnya Taufik Hidayat sebagai ketua umum Asosiasi Independent Surveyor Indonesia (AISI)  periode 2016-2019 dalam Rapat Umum Anggota (RUA) 2016, di Graha Sucofindo, Jakarta Selatan, Selasa (22/11). Mengharap kepada Pemerintah agar memberikan kesempatan untuk pertumbuhan dan perkembangan perusahaan jasa dalam negeri.

Harapan Taufik lainnya kepada anggota untuk senantiasa mempersiapkan diri agar mampu bersaing secara global, bukan lagi bersaing secara lokal di dalam negeri. “Karena sekarang sudah MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), perusahan dari luar juga sudah banyak yang menjalar di Indonesia untuk berkompetisi dengan kita (surveyor lokal), kalau kita kalah saing degan luar , maka kita tidak mungkiin lagi menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Taufik

Taufik yang juga pernah memimpin AISI periode 2013-2016 dinilai anggota sangat bertanggung jawab dan kredibel, hal ini terlihat dari antusias semua anggota yang sangat mendukung penuh untuk memimpin AISI di periode berikutnya.

Laoran yang dipaparkan Taufik menunjukkan AISI sebagai asosiasi surveyor yang diakui oleh pemerintah, dari stakeholder pemerintahan hingga mitra kerja di luar negeri, dan gebrakan baru pun banyak dikemmukakan Taufik, seperti membuat Himne AISI, rencana membeli kantor untuk AISI agar milik sendiri, mengadakan banyak diskusi dan pelatihan, serta merangkul anggotanya untuk selalu berkomitmen membangun bersama AISI.

Turut hadir dalam RUA AISI tersebut dari Kementerian Perdagangan seperti Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, Kasubdit Jasa Perdagangan, Distribusi, dan Bisnis Kementerian Cahyo Hartono, Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Fetnayeti, Kepala Seleksi Pelaku Usaha Jasa Perdagangan, Distribusi dan Bisnis  Yosier Thalita.

Kurang lebih 46 Perusahaan turut hadir juga di dalam RUA AISI, terdiri 42 Perusahaan swasta dan 4 dari BUMN. Perwakilan dari BUMN Seperti PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), PT Sucofindo, PT Surveyor Indonesia, Bhanta Ghara Reksa. Sementara dari  pihak swasta sendiri yang mewakili, turut hadir seperti PT Citrabuana Indo Loka, PT Geoservices, PT Carsurin, PT Pan Asia Seperintendig, PT Tomo dan Son, PT Beckjorindo Paryaweksana, PT Tanjung Nusa Niwe, PT Insurindo Inter Services, PT Buana Multiguna Inspection dan Testing, PT Mutuagung Lestari, PT Survindotama Persada, PT Aditriaperkasa Service Indo, PT Asuka Bahari Nusantara, PT Pakita Mitra Sejati, PT Mitra Wosaji, PT Survindo Dwi Putra, PT Proteknika Jasapratama, PT Arnaco Mitra Superintending,     PT Tirta Samudera Indonesia, PT Oceanwise Indonesia, PT Shohibul Inspektindo International, PT Consult International Indonesia, PT Jasindo Testing Services, PT Margo Indonesia Interservice, PT Surveyor Samudera, PT Sarana Inspect Indonesia, PT Control Protection Indonesia, PT Global Network Inspection, PT. Indopac Control Services.

Adapun kepengurusan Taufik periode 2013-2016 sendiri meliputi
Ketua 1 Syaiful A. Lubis, Ketua 2 M. Iqbal Akbar, Ketua 3 M Linggawisesa, Sekertaris Umum Taufik Hidayatulah, Wakil Sekertaris Umum Doffi Djohar, Bendahara Arsainan Latief.

Hingga kepengurusan yang baru, Taufik mengakui akan secepatnya membentuk yang baru, “saya sudah ada calon nama-nama yang akan menjadi pengurus yang baru, tapi harus dipastikan dulu yang mau di jadikan pengurus, mau atau tidak?,” ungkap Taufik kepada para anggotanya.

Saat ini aisi sendiri memiliki permasalahan didalam anggotanya yakni tentang kompetisi. Ketika pemerintah memiliki proyek dan pemerintah juga yang memiliki perusahaan BUMN untuk mengerjakan proyek pemerintah tersebut, maka Taufik menilai ini yang akan menurunkan daya saing dari perusahaan jasa swasta, dirinya juga mengharapkan agar peluang tersebut dibuka sama rata kepada swasta maupun BUMN

Persyaratan mengikuti peluang proyek Pemerintah

Berbicara akreditasi Taufik mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah sangat intensif. Contoh, untuk lembaga infeksi harus memiliki agreditasi 17020, maka kita sebagai AISI harus mendorong untuk mengedukasi anggota supaya persyaratan itu dapat terpenuhi. Sementara 17025 untuk laboratorium bukan hal yang mudah, karena perlu invest, perlu energi perlu kemampuan. “Tapi ketika keduanya bisa terpenuhi maka itu nilai tambah untuk bersaing,”imbuhnya

“Client AISI sendiri sudah mencapai mancanegara, hal kecil saja ketika Pertamina atau SKK Migas menjual minyak metah ke Australia, maka surveyor kita (Anggota AISI) itu ditunjuk oleh pihak penjual dan pembeli. Pihak surveyor dari kita (anggota AISI) ada yang di luar Indonesia dan yang di dalam negeri,” katanya.