Sinergi INSA Bersama Stakeholder Dorong Produktivitas dan Efisiensi di Pelabuhan -->

Iklan Semua Halaman

Sinergi INSA Bersama Stakeholder Dorong Produktivitas dan Efisiensi di Pelabuhan

18 November 2016
Jakarta, eMaritim.com – Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) menyadari bahwa pelabuhan memiliki peran penting sebagai gerbang aktivitas perdagangan, penghubung moda transportasi, menjadi mata rantai dalam sistem logistik dan dapat menjadi kawasan industri. Pelabuhan yang dikelola secara baik dan efisien akan mendorong kemajuan perdagangan, bahkan industri di daerah sekitarnya akan maju dengan sendirinya.

Di Jakarta sendiri terdapat tiga pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, dan Kalibaru. Hingga saat ini pelabuhan-pelabuhan tersebut masih menyimpan permasalahan yang perlu dicarikan solusi secara bersama.

INSA merasa perlu memberikan kontribusi untuk mewujudkan pelabuhan yang berdaya saing tinggi dalam menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Atas dasar itulah, pada hari ini, (Jumat, 18 November 2016), INSA menggelar Coffee Morning bertajuk “Membangun Sinergi Guna Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi di Pelabuhan”.

Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan di pelabuhan seperti Direktur Utama PT Pelindo II, Elvyn G. Masassy; Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi; Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, I Nyoman Gede Saputra; Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Priok, H. Marwansyah SH, MM., MH; DPC INSA Jaya dan DPC INSA Sunda Kelapa.

Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto mengatakan, diskusi ini bertujuan untuk mengidentifikasi persoalan-persoalan kepelabuhanan sekaligus mencarikan solusinya serta merumuskan rekomendasi guna meningkatkan daya saing industri maritim nasional.

“INSA bersama stakeholder pelabuhan lainnya secara serius mendorong produktivitas dan efisiensi di pelabuhan,”kata Carmelita.

Carmelita menuturkan, Pelabuhan Tanjung Priok memiliki peran besar bagi Indonesia. Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), peningkatan pelayanan dan harga yang kompetitif di pelabuhan adalah modal utama untuk bisa bersaing dengan negara-negara kawasan ASEAN lainnya.

Penerapan inaportnet di Pelabuhan Tanjung Priok, sambung Carmelita, diharapkan mampu memperbaiki dan meningkatkan konektivitas Indonesia, yang pada akhirnya memberikan kemudahan dan kelancaran bagi para pelaku usaha pelayaran.

Sementara itu, Carmelita menambahkan, Pelabuhan Sunda Kelapa juga memiliki keunikan tersendiri karena disandari oleh kapal pelayaran rakyat (pelra) kayu dan kapal besi. Terkait rencana pengembangan pelabuhan tersebut, para pelaku usaha pelayaran hingga saat ini belum mendapat kejelasan mengenai konsep pengembangan yang dilakukan oleh pengelola pelabuhan.

“Mari tingkatkan sinergi demi kemajuan industri maritim nasional,” pungkasnya.

Berikut adalah hasil kesimpulan diskusi pagi ini:
1.   Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, insa sependapat bahwa sistem online terintregrasi secara umum harus diberlakukan mengingat pelabuhan tanjung priok sebagai gerbang utama indonesia dengan pelabuhan internasional dalam arus barang.

Namun, terdapat beberapa catatan bahwa di dalam implementasi sistem ini membutuhkan suatu persiapan yang matang baik itu dari infrastruktur penunjang termasuk jaringan, software bahkan sdm. supaya sistem ini dapat di implementasikan secara lancar.

Untuk menghindari potensi-potensi masalah teknis yang timbul di lapangan perlu disiapkan back up sistem secara manual, sehingga permasalahan-permasalahan itu tidak menjadi permasalahan yang serius yang dapat menggagalkan sistem ini terimplementasi secara keseluruhan.

2.   INSA mendorong agar semua pihak meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja di pelabuhan dalam rangka memperkecil waiting time dan berthing time di pelabuhan.

3.   INSA sepakat untuk terus dibangun sinergi kerja dengan instansi terkait bagi tercapainya quick despatch kapal di pelabuhan. (*)