Dunia Pelayaran 2016 Dan Harapan INSA untuk 2017 -->

Iklan Semua Halaman

Dunia Pelayaran 2016 Dan Harapan INSA untuk 2017

24 Desember 2016
Jakarta 24 Desember 2016, eMaritim.com

Dunia pelayaran dan perkapalan dalam negeri mengalami masa surut sepanjang tahun 2016 ditengah semangat pemerintah Indonesia melaksanakan proyek Tol Laut dan menjadikan negara kita sebagai poros maritim. Pergantian kepemimpinan di Kementrian Perhubungan memberikan perubahan arah kebijakan untuk mengikut sertakan swasta dalam proyek proyek Tol Laut tidak hanya sebatas kepada pembangunan kapal kapal milik pemerintah tetapi juga mengajak kapal swasta untuk langsung berperan didalam program tersebut.

Hal besar yang menjadikan lesunya industri pelayaran di mulai dengan anjlok nya bisnis batubara, pelarangan ekspor batubara menggunakan tug and barge ke Fililina dan yang paling signifikan adalah masih lesunya harga minyak dunia yang mengakibatkan mandeknya kegiatan pengeboran minyak dan gas. Bidang ini dimasa normalnya membutuhkan banyak kapal untuk menunjang operasi Migas.

Secara khusus eMaritim.com mewawancarai 2 tokoh pelayaran Indonesia, Carmelita Hartoto (Ketua Umum DPP INSA) dan Budhi Halim (Sekretaris Umum DPP INSA) seputar dunia pelayaran dan Asosiasi Pengusaha Pelayaran di 2016 serta harapan untukbtahun 2017.

eMaritim:
Apa harapan INSA di 2017?

Carmelita: 
Kami berharap pada 2017 adanya perbaikan dalam segala aspek yang terkait industri pelayaran, misalnya pada infrastruktur pelabuhan yang memadai untuk menunjang kegiatan pelayaran, regulasi yang ramah dan konstruktif terhadap industri pelayaran, dan juga pertumbuhan ekonomi yang baik, sehingga akan berdampak terhadap industri pelayaran.

Budhi Halim: 
Harapan INSA di tahun 2017, bahwa pengusaha perkapalan dapat lebih berkontribusi sebagai penggerak ekonomi nasional terutama di sektor maritim

eMaritim: 
Apakah TOL Laut akan ada faedahnya buat anggota INSA?

Carmelita: 
17 ribuan pulau seluruh Nusantara ini disatukan oleh lautan.  Kapal sebagai jembatan penghubungnya memegang peran kunci untuk meningkatkan konektivitas antarpulau. Kami berharap, tentunya dengan adanya tol laut ini akan memberikan dampak positif pada pelaku usaha pelayaran swasta, seperti pada pengikutsertaan dalam 3 trayek program tol laut 2017. Kami juga berharap pengikutsertaan swasta akan berdampak pada peningkatan efisiensi, dan program ini berjalan baik dan mencapai tujuan tol lauut  yakni menekan jurang harga antar wilayah barat dan timur indonesia.

Budhi Halim: 
Tol laut adalah niat baik pemerintah untuk menjadikan harga komoditi di seluruh Nusantara sama murahnya seperti di pulau Jawa, namun hasilnya tidak optimal/efektif, berbanding dana PSO yang dikeluarkan yang cukup besar dan oleh karenanya untuk transportasi laut sebaiknya diserahkan kepada pengusaha pelayaran swasta, sebaiknya bantuan diberikan kepada pengusaha home industri lokal untuk memproduksi angkutan balik dari timur.

eMaritim: 
Sikap Ibu/Bapak dengan masih adanya beberapa anggota INSA yang belum bergabung pasca Rapat Umum Anggota (RUA 2015) dan sempat terpecah, bolehkan mereka bergabung dan pulang ke rumahnya lagi ?

Carmelita: 
Sejauh ini, kami selalu membuka pintu bagi seluruh pelaku usaha pelayaran untuk bergabung bersama dalam wadah INSA untuk berjuang bersama demi pengembangan industri pelayaran nasional dan Indonesia. 

Budhi Halim: 
INSA adalah satu siapapun mereka adalah anggota INSA, kecuali yg telah mengundurkan diri, tidak aktif atau bertentangan dgn AD/ART Organisasi.

eMaritim: 
Prediksi perkapalan 2017?

Carmelita: 
Secara umum, tidak banyak yang dapat dilakukan perusahaan pelayaran pada 2016 selain berusaha tetap survive melewati masa sulit.
Kondisi ini diyakini juga belum banyak berubah pada 2017 mendatang bahkan beberapa tahun ke depan. Kendati asumsi ekonomi global pada 2017 lebih baik, namun industri pelayaran mungkin belum dapat berlari dan tumbuh tipis. Khusus di nasional, mungkin ada tiga sektor pelayaran yang mulai mendapat angin segar, seperti kontainer karena adanya program tol laut yang mengikutsertakan swasta, kemudian batubaru dan juga offshore yang telah memulai melakukan beberapa tender proyek pengeboran.

Budhi Halim: 
Cukup baik untuk domestik, namun untuk Regional dan Internasional masih berat apalagi untuk sektor batubara dan lepas pantai.(zah)