KM Mutiara Sentosa I (Ilustrasi) | Istimewa |
Surabaya, eMaritim.com - Buruknya cuaca di wilayah Indonesia
di awal tahun dan gelombang tinggi laut telah menyebabkan satu unit Kapal KM.
Mutiara Sentosa I terombang ambing dan kehabisan bahan bakar di perairan
sekitar Kepulauan Madura, Jawa Timur (3/4/2017) sejak pukul 01:00 WIB.
KM. Mutiara Sentosa I dengan rute Balikpapan menuju Surabaya
ini terombang ambing di tengah laut dengan ombak yang tinggi sehingga kapal
terjebak di tengah tingginya terjangan ombak laut Jawa tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM
membenarkan terjadinya peristiwa tersebut. " Benar telah terjadi KM.
Mutiara Sentosa I terombang ambing pada posisi 06.46.39 LS, 112.54.31 BT.
Adapun seluruh penumpang dan ABK dipastikan selamat," ungkap Tonny.
Pada pukul 14.00 WIB Kapal MT. Arfa Ocean dari Pelabuhan
Tanjung Perak telah berangkat dan membawa persediaan 40 Ton Bahan Bakar dan
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga telah mengerahkan Kapal Patroli KPLP
milik Syahbandar Tanjung Perak untuk membantu evakuasi.
"Kapal Patroli KPLP dan MT. Arfa Ocean juga membawa
perbekalan makanan dan minuman untuk para penumpang kapal KM. Mutiara Ocean
mengingat KM. Mutiara Ocean telah kehabisan makanan akibat selama kurang lebih
18 jam terombang ambing di laut," ujar Tonny.
Selain itu, menurut Tonny Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak
juga menyiapkan tenaga medis dan ambulan yang berkoordinasi dengan Kantor
Kesehatan Pelabuhan karena menurut laporan
dari Nakhoda Kapal bahwa para penumpang kapal mengalami lemas akibat
kehabisan makanan dan minuman serta ada 8 orang penumpang dewasa dan 2 orang
penumpang anak-anak yang sedang sakit.
Kapal KM Mutiara Santosa I milik PT. Atosim Lampung
Pelayaran membawa kurang lebih 180 orang penumpang direncanakan akan berlabuh
di Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak.
"Menurut informasi yang kami dapatkan Kapal Tug Boat
(TB) Kresna 315 dan Kapal TB. Restu telah menuju lokasi juga membawa perbekalan
dan rencananya akan menarik KM. Mutiara Sentosa I masuk ke Pelabuhan Tanjung
Perak yang diperkirakan akan tiba pada (4/2) pukul 01.00 WIB ," kata
Tonny.
Peristiwa ini tentu menjadi catatan bagi Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut akan kelalaian dari Nakhoda dan Operator Kapal akibat tidak
melaporkan kejadian ini ke Otoritas Pelabuhan setempat pada kesempatan pertama.
"Peristiwa ini merupakan kejadian yang serius terhadap upaya kami dalam
penegakan keselamatan pelayaran. Saya perintahkan kepada jajaran saya agar
mencari tahu mengapa hal ini bisa terjadi dan tentunya tidak ada tolerasi bagi
kami terhadap penegakan keselamatan pelayaran. Tentunya akan dilakukan investigasi, kalau ada
pelanggaran tentu akan diberikan sanksi kepada Nakhoda dan operator
kapal," tutup Tonny.