Upaya Wujudkan Pembangunan Tol Laut, Presiden RI Tinjau Dua Kapal Ini Di Maluku -->

Iklan Semua Halaman

Upaya Wujudkan Pembangunan Tol Laut, Presiden RI Tinjau Dua Kapal Ini Di Maluku

09 Februari 2017

 Ambon, eMaritim.com – Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tinjau dua unit Kapal Ferry Ro-Ro yang merupakan program bantuan dari Kementerian Perhubungan guna memudahkan arus barang dan arus manusia yang semakin dinamis di kawasan Provinsi Maluku. Serta upaya pemerintah dalam mewujudkan pembangunan tol laut guna memudahkan konektivitas antarpulau.

Dua kapal ferry itu adalah Kapal Ro-Ro Lelemuku yang melayani rute Saumlaki-Adaut-Letwurung, sementara Kapal Ro-Ro Tanjung Sole melayani rute Namlea-Manipa-Waesala. Dalam tinjuannya tersebut Jokowi dan Istrinya segera melanjutkan kunjungan kerjanya menuju Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, Kamis 9 Februari 2017.

"Kita menambahkan dua kapal 500 GT (Gros Ton) yaitu Kapal Lelumuku dan Kapal Tanjung Sole," ujar Presiden Joko Widodo kepada para jurnalis.

Kepala Negara berharap dengan adanya penambahan dua kapal tersebut, harga komoditas yang ada di kawasan Provinsi Maluku bisa mengalami penurunan yang siginifikan mengingat adanya penambahan rute dan kapasitas yang diakomodir dua kapal tersebut.

"Ini sudah dicek harga turun antara 20 persen sampai 30 persen karena adanya rute-rute baru, adanya kapal-kapal baru," ungkapnya.

Selain itu, Presiden Joko Widodo menyatakan akan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Provinsi Maluku, khususnya Kota Ambon, untuk belajar tentang ilmu kelautan hingga mendapatkan sertifikat yang dapat digunakan untuk masa depan mereka. "Karena tadi saya tanya tidak ada yang punya (sertifikat ilmu kelautan-red)," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo mendapatkan keluhan dari para nelayan yang tidak bisa melaut pada saat musim ombak. Hal ini dikarenakan kapal yang digunakan para nelayan merupakan kapal kecil yang tidak bisa berlayar pada saat musim ombak.

"Tahun ini di sini juga akan ditambah lagi kapal besar 1500 GT karena tadi saya mendengar banyak keluhan kalau pas musim ombak yang 500 GT ini kadang-kadang berani, kadang-kadang tidak berani jadi memang perlu yang lebih besar," ucap Presiden.

Bukan hanya kapal besar, Presiden Joko Widodo juga berencana menambah 100 kapal rakyat untuk masyarakat seluruh Indonesia mengingat visi maritim Indonesia yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo pada awal pemerintahannya.

Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 17 ribu pulau yang tersebar di seluruh Nusantara, menjadikan Indonesia memiliki potensi laut yang melimpah. Salah satunya di Provinsi Maluku yang memiliki kekayaan sumber daya di bidang perikanan.

Ditemui usai menghadiri Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2017, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa saat ini pemerintah sedang mengkaji payung hukum mengenai penobatan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional.

"Masih diproses mengenai Keputusan Menteri atau tidak tahu nanti bisa saja Keputusan Presiden, Maluku sebagai lumbung ikan," ujar Presiden Joko Widodo.

Kepala Negara menambahkan bahwa payung hukum penting sebagai landasan dan pedoman pemerintah dalam membuat program dan kebijakan di masa mendatang.

"Ini penting, karena bisa menjadikan payung hukum bagi program dan kebijakan-kebijakan ke depan mengenai Maluku," tuturnya.

Bahkan Presiden Joko Widodo tidak memungkiri bahwa besarnya sumber daya perikanan di Maluku dapat mendukung realisasi program tersebut.

"Kalau kita lihat tadi semua ikan ada di sini, tuna semuanya hampir berasal dari kepulauan Maluku dan sekitarnya. Besar-besar tadi ada Tuna yang besar banget tadi, Cakalang juga besar-besar," ucap Presiden.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Gubernur Maluku Said Assagaff.