28 Maret Nanti, Kapal Ro-ro Indonesia-Filipina Uji Coba Rute Davao-Bitung -->

Iklan Semua Halaman

28 Maret Nanti, Kapal Ro-ro Indonesia-Filipina Uji Coba Rute Davao-Bitung

20 Maret 2017

Ilustrasi | Istimewa

Manado, eMaritim.com – Adanya Kapal roll on roll (ro-ro) dengan rencana tujuan Indonesia – Filipina, direncanakan akan melakukan uji coba berlayar dengan rute awal Davao-General Santos City-Bitung pada 28 Maret 2017 mendatang. Sebelum rute ini resmi diluncurkan pada 27 April 2017mendatang uji coba dilakuakan pada sebulan sebelumnya.


Wakil Ketua Kamar Dagang & Industri (Kadin ) Sulawesi Utara, Daniel Singal Pesik, mengatakan uji coba kapal tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang diteken antara Kadin Sulut, Kadin Davao, dan pemilik Asian Marine Transport Corporation, operator yang akan melayani rute Davao-GSC-Bitung.


"Dari Davao kapalnya mampir ke General Santos City, baru tiba di Bitung tanggal 30 Maret [2017]," jelasnya seperti dikutip Bisnis, Minggu (19/3/2017).


Kapa RoRo yang akan menjelajah rute Davao-GSC-Bitung berkapasitsa 100 TEUs (Twenty Foot Equivalent Unit). Waktu tempuh rute mencapai 1,5 hari sehingga dalam satu putaran menghabiskan waktu tiga hari.


Untuk diketahui, rute Bitung-Davao City merupakan bagian dari Master Plan Konektivitas ASEAN dan cetak biru dari The East Asean Growth Area yang sudah dirintis sejak 1994. Inisiatif ini melibatkan empat negara ASEAN, yakni Indonesia, Brunei, Malaysia, dan Filipina.


Kementerian Perhubungan sebelumnya mengestimasi, waktu tempuh rute Davao-General Santos-Tahuna-Bitung hanya mencapai delapan hari dengan ongkos US$550 per TEUs (Twenty-foot Equivalent Unit). Waktu dan biaya ini jauh lebih irit dibandingkan dengan jalur konvensional Bitung ke Manila yang mencapai lima minggu dengan ongkos US$2.000 per TEUs.


AVP Corporate Planning Asian Marine Transport Corp, Edrick de Guzman, mengatakan rute baru ini diharapkan bakal membuka pasar ekspor baru bagi kedua negara. Namun, dukungan dari pemerintah sangat diperlukan agar rute ini sinambung.


"Satu-satunya yang akan membuat kami berhenti beroperasi yakni ketika tidak ada lagi dukungan dari pemerintah," ujarnya seperti dilansir dari Manila Bulletin. (*)




Sumber: Bisnis