Jakarta, eMaritim.com – Menteri Perhubungan Budi Karya
Sumadi memastikan bahwa pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pembangunan
prasarana transportasi seperti bandara dan pelabuhan terus berjalan untuk
mewujudkan konektivitas di Pulau Natuna, Kepulauan Riau dengan wilayah lainnya
di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menhub ketika mendampingi Menteri Koordinator Bidang
Politik Hukum dan Keamanan Wiranto melakukan kunjungan ke Natuna, Rabu (8/3)
bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja lainnya diantaranya Menteri Pertahanan
Ryamizard Ryacudu; Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono, Menteri Komunikasi dan Informatika
Rudiantara.
Kunjungan sejumlah Menteri tersebut dilakukan dalam rangka
Pencanangan Penetapan Kebijakan Program Gerakan Pembangunan Terpadu Kawasan
Perbatasan (Gerbangdutas) Tahun Anggaran 2017 di Kabupaten Natuna. Pencanganan
Gerbangdutas TA 2017 di Kabupaten Natuna dilakukan oleh Menkopolhukam
didampingi para menteri Kabinet Kerja dan dihadiri Gubernur Kepulauan Riau,
Forkopimda Provinsi Kepulauan Riau, Bupati Natuna, Forkopimda serta tokoh
masyarakat Kabupaten Natuna.
“Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mempunyai visi
misi mewujudkan konektivitas di Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau. Oleh
karena itu, menjadi kewajiban kami untuk memastikan konektivitas itu terjadi,”
tegas Menhub.
Menhub menjelaskan agar konektivitas terwujud, maka
dibutuhkan peningkatan kompetensi dari masyarakat untuk melaksanakan
konektivitas tersebut. “Kami menawarkan pendidikan vokasi untuk 1.000 pelajar
Natuna dan daerah sekitarnya yang selama ini mengoperasikan kapal secara manual
untuk mengikuti pendidikan vokasi Sumatera Barat,” jelas Menhub.
Selain itu, Menhub menambahkan, pada tahun ajaran 2017,
pendidikan kemaritiman telah masuk ke dalam kurikulum di Fakultas Teknik,
Universitas Riau Kepulauan sehingga masyarakat yang berminat dengan kemaritiman
dapat mengikuti pendidikan kemaritiman di universitas tersebut.
Terkait pembangunan prasarana transportasi laut di Natuna,
Menhub menyatakan Kementerian Perhubungan akan membangun sejumlah pelabuhan di
Kepulauan Riau misalnya di Tarempa, Kepulauan Anambas.
“Kami datang untuk memastikan bahwa pelabuhan-pelabuhan
tersebut memang sedang dibangun dan kita pastikan sebelum 2019, semua pelabuhan
itu sudah selesai dan anak-anak yang kita didik di sekolah Kementerian
Perhubungan bisa melakukan kegiatannya,” tegas Menhub.
Untuk pengembangan prasarana transportasi udara, Menhub
menyatakan selain telah selesai membangun Bandara Ranai, Kementerian
Perhubungan juga akan mengembangkan bandara di wilayah lainnya.
Untuk Bandara Ranai yang telah diresmikan oleh Presiden RI
Joko Widodo tahun lalu, Menhub menjelaskan Kementerian Perhubungan telah
menyelesaikan kebutuhan listrik di bandara tersebut dan bulan depan,
penerbangan di bandara Rinai tersebut sudah dimulai.
“Kami menghimbau ketika penerbangan baru dibuka di bandara
tersebut, maskapai agar mengenakan tarif yang wajar, sehingga tingkat
okupansinya tidak rendah,” kata Menhub.
Bandara Ranai yang telah selesai dikembangkan, terletak
berhadapan dengan Laut Cina Selatan. Bandara ini memiliki dengan landasan pacu
berukuran 2.550 x 32 meter yang direncanakan akan diperlebar menjadi 45 m.
Selain itu, bandara ini juga memiliki apron yang berukuran 120 m x 60 m dan
taxiway berukuran 50 m x 23 m. Kapasitas terminal penumpang yang selesai
dikembangkan di Bandara Ranai seluas 3.865 m² dengan kapasitas tampung sebanyak
385 penumpang. Saat ini, Bandara Ranai dapat didarati pesawat jenis B737-500
yang mampu menampung penumpang maksimal hingga 140 orang.
Saat ini rute penerbangan yang beroperasi di Bandara Ranai
adalah rute Batam-Natuna yang dioperasikan oleh maskapai Sriwijaya Air dengan
frekuensi penerbangan 3 kali dalam seminggu dan maskapai Wings Air dengan
frekuensi 4 penerbangan kali dalam seminggu. (*)