Ilustrasi tempat sandar kapal pelabuhan Tanjung Priok |
Jakarta,
eMaritim.com – Kedatangan
kapal milik perusahaan Prancis, Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie
Generali Maritime (CMA-CGM) yang dikenal dengan kapal Kontainer berukuran besar
akan datang pekan depan ke Indonesia. Hal ini akan disambut langsung oleh
Presiden RI Joko Widodo.
Dalam menekan
biaya logistik yang lebih rendah, kapal besar berkapasitas 10 ribu TEUs
tersebut akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Jokowi itu menjadi
kapal besar pertama yang datang ke pelabuhan tersebut setelah berpuluh-puluh
tahun. Kehadiran kapal tersebut punya arti besar untuk mendukung kebijakan
pemerintah menurunkan biaya logistik.
”Minggu
depan akan ada sebuah kapal besar yang akan merapat ke Tanjung Priok. Itulah
awal dari daya saing produk-produk Indonesia,” ujar Pesiden di Jakarta.
Kapal
CMA-CGM dengan kapasitas 10 ribu TEUs yang punya panjang 335 meter itu
bisa menarik minat kapal besar lain untuk sandar ke pelabuhan di Indonesia.
Sebab, selama ini kapal-kapal besar itu singgah di Singapura baru setelah itu
barang dikirim ke Indonesia dengan kapal yang lebih kecil.
”Yang kita
harapkan seluruh kontainer nanti tidak usah transit di Singapura. Semuanya bisa
langsung ke pelabuhan-pelabuhan yang dituju,” ungkap Jokowi.
Sebelumnya,
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menuturkan, kehadiran kapal
kontainer tersebut merupakan hasil kerja sama PT Pelabuhan Indonesia II dengan
perusahaan pelayaran asal Perancis CMA-CGM. Persuhaan tersebut berencana
membuka service baru yakni Java South East Asia Express Services/ Java SEA
Express Services/JAX Services.
”Service ini
akan melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA dan Oakland)
Amerika Serikat,” ujarnya.
Pekan lalu
sudah ada percobaan sandar bagi kapal CMA-CGM Titus sekaligus untuk
mempersiapkan inagurasi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 April
nanti. Diperkirakan, jumlah bongkar muat perdana untuk diangkut ke Amerika
Serikat akan mencapai 2.300 TEUs.
Sebanyak 22
persen diantaranya merupakan barang-barang dari sejumlah pelabuhan domestik di
Indonesia. Bongkar muat bakal dikerjaakan dalam waktu 24 jam dengan dengan
empat unit Gantry Luffing Crane (GLC).
Pelabuhan
Tanjung Priok yang ditetapkan menjadi hub internasional itu bisa menghemat biaya
logistik hingga 20 persen. Kapal yang biasanya sandar di Singapura tidak perlu
lagi. (*)
(JawaPos)