Antisipasi Teror, Keamanan Pelabuhan Tanjung Priok Diperketat -->

Iklan Semua Halaman

Antisipasi Teror, Keamanan Pelabuhan Tanjung Priok Diperketat

29 Mei 2017
Ilustrasi
Jakarta, eMaritim.com - Pasca ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut) mendapat penjagaan keamanan super ketat dari pihak keamaan Pelabuhan, untuk mengantisipasi aksi teror tersebut, patroli yang dilakukan petugas di tingkatkan.

"Pengamanan kami tingkatkan. Seperti meningkatkan frekuensi patroli di pelabuhan," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Roberthus Yohanes De Deo, seperti dikutip Jawapos.com.

Pihaknya juga akan menambah jumlah petugas saat pemeriksaan kedatangan kapal. Serta menambah titik penyebaran petugas. "Kita terus meningkatkan kewaspadaan khususnya di tempat-tempat yang dianggap rawan," ujar Roberthus.

Sebelumnya, jajaran Polres Pelabuhan Tanjung Priok telah menggelar Operasi Cipta Kondisi (Cipkon). Sebanyak 54 orang yang diduga preman diamankan dari area pelabuhan.

"Kita mengamankan puluhan orang yang tidak punya kepentingan di Pelabuhan. Mereka ada di area pelabuhan. Ada yang nongkrong malam-malam. Padahal, area pelabuhan itu termasuk wilayah obyek vital. Harus steril," ujar Roberthus.

"Kegiatan Operasi Cipta Kondisi  untuk menjamin wilayah pelabuhan tetap steril. Dalam operasi tersebut, kami menyita sejumlah senjata tajam yang dibawa orang tersebut," tambah dia.

Roberthus juga mengatakan, pihaknya juga menggelar operasi cipkon di terminal penumpang Pelni. Operasi cipkon di Terminal Penumpang Pelni juga berhasil menyita berbagai jenis minuman keras. Termasuk menggagalkan peredaran narkoba jenis sabu-sabu.

"Kami juga mengamankan 4 bungkus sabu-sabu seberat empat kilogram. Kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Modus yang digunakan pelaku, sabu-sabu disimpan dalam peralatan elektronik," ujar Roberthus.

Menurut dia, pelabuhan harus dalam kondisi steril. Tidak diperbolehkan pihak tidak berkepentingan masuk ke pelabuhan. "Apalagi sampai meresahkan pengguna jalan dan jasa di pelabuhan," pungkas Roberthus. (*)