Dirut PT. Pertamina, Elia Massa Manik | Istimewa |
Dalam
kesempatan Rapat Dengar Pendapat di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Senin
(28/8/2017), Direktur Utama (Dirut) PT. Pertamina (Persero), Elia Massa Manik,
mempertanyakan tentang rencana penambahan kapasitas kilang sekitar 1 juta barel
per hari(bph) dengan membangun enam kilang.
Ia menilai
penambahan kapasitas dari 800.000 bph menjadi sekitar 2 juta bph di 2025, perlu
dirasionalisasi dengan sejumlah rencana pemerintah untuk mengembangkan energi
bersih di sektor transportasi.
"Dulu
komunikasi, apakah 1 juta kalau teknologi EBT (energi baru terbarukan/EBT) ini
jadi kenyataan?" ujarnya.
Sebagai contoh,
dia menyebut Jepang memiliki kapasitas kilang sebesar 4,8 juta bph dan saat ini
3,3 juta bph. Rasionalisasi rencana, katanya, akan membantu agar infrastruktur
yang terbangun bisa dimanfaatkan secara optimum.
"Ini
pentingnya perencanaan, jangan dibikin tahu-tahu nganggur," katanya,
seperti dikutip bisnis.com.
Sementara,
belum lama ini, pemerintah telah menyampaikan rencana agar pada 2040 tak ada
lagi penjualan mobil berbahan bakar minyak.
Bila memang
arah kebijakan pemerintah menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan,
menurut Elia, tak bisa dihindari karena kebijakan serupa dijalankan di negara
lain bahkan di moda transportasi lain seperti perkapalan di Norwegia dan truk
di Jepang yang harus menggunakan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG).
Selain gas,
katanya, tak menutup kemungkinan bahwa bahan bakar untuk sektor transportasi
bisa menggunakan energi lain seperti cahaya matahari hingga listrik yang saat
ini masih dibahas beleidnya yang nantinya akan diatur dalam Peraturan Presiden
(Perpres).
"Ke
mana larinya 2 juta kapasitas, satunya lari ke gas. Di Jepang, long truck, di
Norway shipping pakai LNG. Nanti finalnya ke EBT (energi baru terbarukan/EBT)
yang lain, seperti solar energy dan listrik," katanya. (*)