Kenali Sebab Kebakaran dan Ledakan Diatas Kapal -->

Iklan Semua Halaman

Kenali Sebab Kebakaran dan Ledakan Diatas Kapal

17 Agustus 2017

Jakarta, 18 Agustus 2017, eMaritim.com


Dari tahun 2010 hingga 2016, kebakaran dan ledakan diatas kapal merupakan jenis kecelakaan transportasi laut yang mengambil porsi terbesar (35%), dari jenis kecelakaan lain (seperti; tenggelam, kandas, tubrukan, dll) di Indonesia (sumber: knkt.dephub.go.id).

Kebakaran dan ledakan diatas kapal dapat terjadi dimana saja kapal melakukan aktivitasnya, baik ketika kapal di dermaga atau ketika kapal berada di perairan lepas. Oleh sebab itu, awak kapal harus memiliki pengetahuan teori tindakan pencegahannya.

Memiliki pengetahuan teori tindakan pencegahan kebakaran adalah salah satu dari prinsip – prinsip keselamatan hidup dilaut yang berkaitan dengan kebakaran. Hal ini harus didukung dengan pelaksanaan pelatihan dan praktek yang secara realistis serta berkesinambungan diatas kapal, perumusan rencana keadaan darurat, pengenalan rute escape diatas kapal, pengenalan bahaya dan racun akibat kebakaran dan pemeriksaan rutin alat deteksi pemadam kebakaran serta sistem dan peralatan pemadam kebakaran yang tersedia diatas kapal.

Kebakaran sendiri disebabkan karena adanya nyala api yang tidak dikendalikan dan mengalami penyebaran. Dengan memahami segitiga api, maka kebakaran akan dapat dicegah dan ditanggulangi.

Api akan muncul ketika adanya bahan bakar (padat, cair dan gas), oksigen, dan panas selanjutnya mengalami pembakaran secara kimiawi. Ketika api telah muncul maka terjadi rantai reaksi kimia berupa gas panas.
Pemutusan salah satu dari segitiga api itu menjadi kata kunci untuk melakukan tindakan dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Tanpa pasokan bahan bakar maka proses pembakaran tidak akan bisa dipertahankan, dengan menghentikan pasokan aliran oksigen ke api maka api akan mati, dengan melakukan pendinginan terhadap panas maka proses pembakaran akan terhenti.


Bahan bakar padat, jika mendapat panas pada temperatur tertentu akan menghasilkan uap yang mudah terbakar. Letak atau posisi bahan padat akan mempengaruhi kecepatan dari terbakarnya bahan.
Bahan bakar cair, jika mendapat panas akan melakukan penguapan yang menghasilkan gas yang mudah terbakar. Bahan bakar cair memiliki titik api (fire point), titik nyala (flash point) dan suhu pengapian otomatis (auto ignition temperatur).

Titik api (fire point) adalah minimum temperatur dimana uap dari bahan bakar akan menyala lebih kurang lima detik jika terkena sumber pengapian eksternal. Titik nyala (flash point) adalah minimum temperatur dimana uap bahan bakar akan menyala secara terus menerus jika terkena sumber pengapian eksternal, sementara suhu pengapian otomatis (auto ignition temperature) adalah minimum temperatur dimana bahan menyala secara spontan di atmosfer normal tanpa sumber pengapian eksternal.

Contoh; ketika bahan bakar cair terkena panas, maka temperatur dari cairan akan meningkat dan akan melakukan penguapan dan menghasilkan gas. Pada temperature fire pointnya, ketika ada sumber pengapian eksternal, maka gas akan menangkap api dan akan terjadi penyalaan lebih kurang lima detik.

Selanjutnya ketika panas terus menerus diterima, maka temperatur bahan cair akan terus meningkat dan menjadikannya pada temperatur flash point.  Pada temperatur flash point, ketika ada sumber api eksternal, maka api akan menyala terus menerus atau tidak terputus.

Semantara pada temperatur auto ignition, bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya walau tanpa adanya sumber api eksternal. Maka seharusnya, untuk bahan bakar cair ini, perhatian harus diberikan dan penempatannya harus ditempatkan di ruangan khusus penyimpanan yang terhindar dari panas.

Selanjutnya adalah bahan bakar gas yang merupakan bahan bakar yang paling berbahaya dari semua jenis bahan bakar, karena dia sudah dalam keadaan alami yang dibutuhkan untuk pengapian.

Udara memiliki berbagai jenis zat (oksigen, argon, partikel – partikel air, dll). Konsentrasi oksigen di dalam udara normal adalah sebesar 21%. Oksigen akan memberi proses pada api, jika konsentrasi oksigen berada antara 15% hingga 21%.

Panas dan temperatur, dua perkataan yang berbeda yang memiliki pengertian yang berbeda. Panas adalah sejumlah energi yang bergerak secara spontan dari satu objek ke objek lain karena perbedaan temperatur antara keduanya, sementara temperatur adalah ukuran dari panas maupun dingin. Sumber panas diatas kapal, sering di dapat dari api terbuka (seperti; pengelasan, korek api, rokok, pemasakan, dll), termasuk dari aliran listrik (peralatan atau sirkuit listrik yang salah dan overloading sirkuit listrik).

Ketika bahan bakar dan oksigen mencukupi maka penyebaran api dimungkinkan terjadi. Pada ruangan terbuka diatas kapal (seperti; weather deck, dll) api akan bergerak dengan angin. Api, asap panas dan gas yang mudah terbakar akan diangkut oleh angin dan api akan langsung menyebar ketika bahan bakar yang mudah terbakar disekitar langsung memanas.

Perpindahan panas juga dapat menyebabkan terjadinya penyebaran api. Perpindahan panas terjadi karena gelombang energi atau Radiasi. Radiasi ini dapat kita rasakan dari kejauhan, dan 80% perpindahan panas adalah dengan Radiasi. Perpindahan panas juga dapat disebabkan karena panas berpindah melalui material atau Konduksi (logam sebagai material yang cepat melakukan perpindahan panas ini). Pergerakan udara atau cairan panas juga akan dapat menyebabkan penyebaran api.
Ketika katup tekanan (pressure valve) tangki atau wadah yang berisi cairan atau gas yang mudah terbakar rusak, maka ini akan sangat berbahaya, mengapa?. Ketika kebakaran terjadi maka tekanan gas didalam tangki atau wadah akan naik tinggi dan menekan tangki atau wadah tersebut. Akibat tekanan gas yang tercipta didalam tangki atau wadah tersebut, maka tangki atau wadah tersebut akan meledak atau pecah. Semakin tinggi suara yang diperdengarkan dari katup pengaman (safety valve) semakin tinggi tekanan di dalamnya. Pendinginan sangat penting dilakukan untuk tangki atau wadah. Lalu, apakah hanya tangki atau wadah yang berisi cairan atau gas yang mudah terbakar saja yang dapat meledak?. Semua tangki tertutup akan dapat meledak ketika mendapat tekanan dari dalamnya. Perubahan struktur dari tangki tertutup dengan membulat mengidentifikasikan terjadinya tekanan yang tinggi dari dalam ruangan tertutup termasuk suara dari struktur tersebut.

Bagaimana dengan silinder acetylene?.  Apakah dapat meledak?. Acetylene umumnya digunakan untuk pengelasan (welding) dan pemotongan (cutting), dikarenakan oleh suhu nyala apinya yang sangat tinggi. Peningkatan tekanan didalam silinder acetylene dapat terjadi karena silinder menerima panas. Terkena benturan atau terjatuh juga dapat meningkatkan tekanan didalam silinder, dimana gas akan mengikat, memukul dan menciptakan energi (proses eksotermik). Pengangkutan silinder mungkin akan mengalami perihal tersebut. Sehingga pengangkutan silinder dapat menimbulkan bahaya jika tidak ditangani dengan hati – hati. Pendinginan terhadap silinder sangat penting. Sering terjadi, pendinginan silinder dilakukan dengan menempatkan silinder di dalam wadah air. Hal ini tidak cukup baik karena silinder hanya memanaskan air, dan air yang dipanaskan oleh silinder akan memberi panas kembali terhadap silinder.

Ruang terbatas (confined space) memiliki bahaya dapat terbakar atau meledak dengan sendirinya jika diperkenalkan dengan sumber pengapian. Hal ini dimungkinkan karena gas mungkin ada menyebar pada ruangan. Ini disebut dengan Flammable atau explosive limit, yaitu dimana batas konsentrasi gas yang akan membakar atau meledak jika sumber pengapian diperkenalkan. Pemeriksaan ruangan dengan menggunakan gas detektor sangat disarankan untuk mencegah hal ini terjadi.(jan)

Penulis.
(Capt. Toga Asman Panjaitan,  dosen STIP)