Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya | Istimewa |
Prof. Dr. Ir. Ketut Buda Artana
ST., M.Sc selaku wakil Rektor IV ITS menjelaskan, alat inovasi AISITS merupakan
salah satu produk unggulan ITS dari Laboratorium Keandalan dan Keselamatan di
Departemen Teknik Sistem Perkapalan.
“Produk ini berawal dari kerja sama
mengenai operasi keselamatan laut antara ITS dan International Maritime
Education and Research Center-Kobe University, Jepang, serta beberapa perguruan
tinggi dunia lainnya,” ungkap Ketut dalam laman Kemenristekdikti yang dikutip
MINA, Kamis (24/8).
Di kampus ITS, peralatan AISITS
Receiver ini terpasang di Gedung National Ship Design & Engineering Center
(NASDEC) atau Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional, ITS. “Utilisasi data
AISITS yang dikembangkan ITS dimaksudkan untuk mengoptimalkan monitoring
operasional kapal, meningkatkan keselamatan lalu lintas kapal dan operasional
fasilitas laut lainnya,” jelas Ketut.
Seperti bangunan lepas pantai,
jalur pipa bawah laut, dan kabel bawah laut, tambah Ketut, AISITS memiliki
fasilitas berupa real time monitoring system pipa gas bawah laut dan
platform. Selain itu, inspeksi kapal realtime (AIS for Ship Inspection and
Danger Score), monitoring bahan bakar dan emisi, vessel tracking system,
dan sistem informasi lalu lintas di pelabuhan.
“Sistem peringatan dini (early
warning system) ini akan memberikan informasi kemungkinan terjadinya bahaya
pada pipa gas bawah laut dan anjungan lepas pantai (offshore platform) akibat
operasional kapal. Alert system pada produk ini berbasis web dan
mobile,” paparnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya,
inspeksi kapal secara realtime dapat membantu dalam menentukan tingkat
prioritas inspeksi terhadap kapal yang akan memasuki pelabuhan (inspection
score). Sementara vessel tracking system dapat menampilkan tracking
dari kapal berupa garis-garis yang menggambarkan pergerakan dari kapal
dalam rentang waktu kapal saat berada di jangkauan peralatan AISITS.
“Jadi, informasi ini dapat
digunakan untuk menunjang kajian forensik ataupun investigasi apabila terjadi
kecelakaan yang melibatkan kapal di laut,” imbuhnya.
Ketut menegaskan, output
dari sistem ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, seperti
kontraktor minyak dan gas (migas) sebagai pihak yang mengoperasikan fasilitas
migas, syahbandar dalam memberikan prioritas terhadap kapal-kapal yang akan
dilakukan inspeksi.
“Bahkan, Komisi Nasional Kecelakaan
Transportasi (KNKT) dan semua pihak terkait industri perkapalan bisa
memanfaatkan alat ini untuk mendukung investigasi apabila telah terjadi
kecelakaan dan pihak lain yang berkaitan,” tutupnya. (*)