Ilustrasi nelayan memancing | Ist |
Lampung Timur, eMaritim.com – Ratusan nelayan
di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung,
mendesak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar segera merealisasikan
janji pemberian alat bantu tangkap ikan seperti yang sudah diinformasikan
Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Tangkap KKP, Sjarief Wijaya dalam sepekan
terakhir. Namun, ratusan nelayan yang masih menggunakan jaring trol (dogol) ini
mengancam tetap menjalankan kapalnya yang hampir 3 bulan tidak beroperasi.
Sebelumnya, Dirjen Perikanan Tangkap, Sjarief
Wijaya beberapa waktu lalu berjanji akan memberi bantuan alat tangkap jenis
greenlet sebagai pengganti jaring trol sebanyak 372 unit kepada para nelayan di
Kuala Penet, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi
Lampung. Sementara jika nelayan trol masih melaut, disinyalir
akan terjadi konflik dengan nelayan tradisional yang menolak kapal trol
beroperasi.
Kapolres Lampung Timur, Ajun
Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yudhy Chandra Erlianto, mengatakan, pihaknya
sudah memerintahkan jajarannya untuk selalu mewaspadai dan melakukan pendekatan
terhadap ratusan nelayan Labuhan Maringgai agar tidak melakukan tindakan nekat
dan berujung keributan antar nelayan yang masih satu wilayah.
Kapolres mengakui sudah mendapat informasi
bahwa bantuan jaring greenlet yang pernah dijanjikan Dirjen Perikanan Tangkap
KKP, Sjarief Wijaya, terhambat atau tidak tepat waktu sesuai yang dijanjikan.
“Kami akui nelayan trol sudah kasak
kusuk akan nekat melaut jika bantuan jaring terlalu lama turun, ini yang kami
waspadai dan saya sudah menegaskan anggota saya untuk melakukan pendekatan
kepada nelayan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata AKBP Yudhy
Chandra, Senin (21/08).
Seperti dikutip kupastuntas.co, AKBP Yudhy juga sudah
melakukan komunikasi dengan dinas terkait seperti Dinas Perikanan, bahkan
Bupati Lampung Timur juga sudah berupaya semaksimal mungkin mendorong agar
bantuan jaring untuk pengganti jaring trol segera terealisasi agar tidak
terjadi gejolak.
Sementara itu, nelayan trol bernama
Andi Baso, mengatakan, sebanyak 372 pemilik kapal trol sudah sabar dengan tidak
melaut selama 2,5 bulan ini. “Ini
sudah tujuh hari lebih dari yang dijanjikan Dirjen, tapi bantuan belum juga
datang,” pungkas Andi. (*)