Kondisi kapal perang USS John S. McCain pasca tabrakan | Ist |
Jakarta,
eMaritim.com – Pasca tabrakan kapal perang Amerika Serikat, yakni USS John S.
McCain dengan kapal tanker di Selat Malaka yang mengakibatkan 10 awak kapal
perang AS hilang dan lima lainnya terluka, Pemerintah RI pun akhirnya
mengerahkan dua kapal perang dari Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV
Tanjung Pinang untuk membantu pencarian dan penyelamatan para awak kapal di
perairan Asia Tenggara ini. Sebelumnya, Malaysia yang juga berbatasan dengan
Selat Malaka ini sudah membantu pencarian dan penyelamatan awak kapal yang
bertabrakan ini.
Berdasarkan
laporan yang diterima Lantamal IV Tanjung Pinang, insiden tersebut terjadi
kemarin (21/8) sekitar pukul 05.30 WIB. Setelah menerima laporan tersebut, Danlantamal
IV Tanjung Pinang Laksamana Pertama TNI R. Eko Suyatno langsung berkoordinasi
dengan Gugus Keamanan Laut Barat (Guskamlabar).
“Kami
menurunkan KRI Cucut-886 dan KRI Parang-647,” ungkap Eko.
Tidak hanya
itu, mereka juga mengerahkan patroli keamanan laut (patkamla) dan satu unit
helikopter. “Untuk membantu melaksakan SAR pecarian korban,” terang Eko.
Disamping
prajurit TNI AL, Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) dan Royal
Malaysian Navy (RMN) juga turut terlibat dalam upaya pencarian para korban.
Begitu pula Police Coast Guard (PCG) dan Royal Singapore Navy (RSN) dari
Singapura.
Angkatan
laut dari tiga negara itu saling bantu mencari keberadaan sepuluh pelaut AS
yang dinyatakan hilang. “Sampai saat ini (kemarin) upaya (pencarian) masih
dilakukan,” ungkap perwira tinggi TNI AL dengan satu bintang di pundak itu.
Senada
dengan Eko, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana TNI
Gig J.M. Sipasulta menyampaikan, upaya pencarian sepuluh prajurit angkatan laut
AS masih terus dilakukan.
Pria yang
lebih akrab dipanggil Gig itu menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan
otoritas Singapura dalam upaya pencarian tersebut. Sebab, lokasi kejadian
berada di luar teritori perairan Indonesia. Berdasar informasi yang dia terima,
USS John S. Mccain (DDG) 56 bukan hanya kehilangan sepuluh awak mereka.
Melainkan turut mengalami kerusakan.
“Kerusakan
pada sisi kiri kapal. Tepatnya pada bagian buritan lambung kiri,” tambahnya.
TNI AL belum
menjelaskan secara terperinci penyebab insiden tersebut. Hingga kini, USS John
S. Mccain (DDG) 56 tengah dalam pelayaran menuju Singapura. Sedangkan MV Alnic
MC merupakan kapal dagang berbobot 30 ribu ton yang tengah mengangkut bahan
kimia dan minyak. Namun demikian, dia memastikan bahwa tidak tampak tumpahan
minyak di sekitar lokasi kejadian.
Menteri Luar
Negeri (Menlu) Retno L.P. Marsudi menegaskan kembali, lokasi kejadian tabrakan
USS John S. Mccain (DDG) 56 dan MV Alnic MC tidak berada di perairan Indonesia.
“(Lokasinya) Di Singapura, tidak di perairan kita,” terangnya di kompleks
Istana Kepresidenan, kemarin.
Awalnya,
tutur Retno, Indonesia membantu pemantauan lewat udara mengunakan helikopter.
Namun, fokus utamanya lebih kepada pemantauan potensi pencemaran lingkungan
akibat tabrakan tersebut. “Sudah dikonfirmasi bahwa tidak ada spill over atau
tumpahan minyak di perairan tersebut,” lanjut diplomat 54 tahun itu.
Karena itu,
fokus utama Indonesia saat ini dalam kasus itu adalah memberi bantuan kapal
untuk mencari para korban. Kedua kapal itu saat ini sudah berada di sekitar
perairan Singapura untuk mencari korban yang dinyatakan hilang. (*)