![]() |
Sumber Instagram @Kemenhub151 |
“Wujud sinergi konektivitas transportasi laut dapat dilakukan
melalui penguatan sektor maritim dengan program tol laut. Program tol laut
merupakan sistem distribusi logistik yang tujuan utamanya adalah mengurangi
disparitas harga di Kawasan Timur,” demikian disampaikan Menhub saat membuka
acara TSOM di Bali, Selasa (26/9/2017) seperti dikutip dari Pemaparan Live Akun
Instagram @Kemenhub151.
Lebih lanjut Menhub menyampaikan bahwa program tol laut yang
digagas oleh Pemerintahan Jokowi – JK telah berhasil menurunkan harga
bahan-bahan pokok di kawasan Timur Indonesia. Dengan keberhasilan program tol
laut sebagai konektivitas maritim, Menhub mengharapkan program ini dapat
dijadikan contoh untuk meningkatkan dan memperkuat konektivitas di
Negara-negara yang tergabung dalam Asia – Europe Meeting (ASEM). Menurut
Menhub, hal ini sejalan dengan tema yang diusung yaitu dalam pertemuan ASEM
ke-4, yaitu "Menjembatani Asia dan Eropa Melalui Konektivitas Transportasi
Terpadu dan Sinergi Rencana Strategis Regional.”
Disamping memaparkan program tol laut, Menhub minta agar
TSOM mematangkan pembahasan Deklarasi Bali yang akan ditetapkan dalam pertemuan
tingkat Menteri pada tanggal 27 September 2017. “Saya minta agar TSOM
mematangkan naskah Bali Deklarasi yang akan ditetapkan pada pertemuan tingkat
Menteri besok,” terang Menhub.
Bali Deklarasi adalah output dari pertemuan ASEM – TMM yang
diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi Negara-negara anggota dalam membahas
program-program yang akan dilaksanakan secara bersama-sama. Secara garis besar,
Bali Deklarasi memuat butir-butir sebagai berikut : (1) menekankan pada
konektivitas untuk semua dimensi, (2) ASEM sebagai wadah strategis untuk
meningkatkan kerja sama Negara Asia dan Eropa, (3) meningkatkan partisipasi
swasta/lembaga keuangan dalam melakukan investasi di sektor transportasi, (4)
mewujudkan pengembangan transportasi berkelanjutan melalui penggunaan teknologi
yang lebih efektif dan efisien, (5) mendorong kerja sama yang lebih kuat dalam
mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Negara anggota ASEM (Negara
kepulauan/Negara dengan mayoritas wilayah lautan dan Negara dengan mayoritas
wilayah daratan termasuk wilayah terpencil), (6) membangun sinergi antara
rencana strategis regional di bawah kerangka : Uni Eropa, ASEAN, UNECE,
UNESCAP, IMO, ICAO, WCO, OSJD dan OTIF.
Pada kesempatan tersebut, Menhub menyampaikan bahwa
Indonesia memacu peran BUMN dan swasta dalam pengembangan dan pembangunan
infrastruktur transportasi melalui beberapa skema pendanaan. Untuk itu,
Pemerintah Indonesia mengundang semua stakeholder agar ikut serta dalam kerja
sama pembangunan transportasi yang akan dilanjutkan melalui studi kelayakan
yang akan diimplementasikan dalam forum kerjasama tersebut. “Pada kesempatan
ini, Indonesia mengundang seluruh pemangku kepentingan untuk ikut serta dalam
kerja sama pengembangan sektor transportasi,” tambah Menhub.
Selain Transport Senior Officials Meeting (TSOM), Menhub
juga sekaligus membuka pameran transportasi dan logistik yang diikuti oleh
perusahaan yang berasal dari Indonesia dan beberapa Negara dari luar, yaitu:
Uni Eropa, Jepang, Rusia, Italia, Polandia, India, dan Jerman.
Pameran ini dapat menjadi peluang investasi kerja sama
secara khusus melalui ekspos gambaran perkembangan insfrastruktur Indonesia di
udara, laut dan kereta api. Ada 30 booth dalam pameran yang terdiri dari 17
exhibitor dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, PT. Angkasa Pura 1, PT. Angkasa
Pura 2, PT. Pelindo 1, PT. Pelindo 2, PT. Pelindo 3, PT. Pelindo 4, PT. Garuda
Indonesia, PT. Airnav Indonesia, PT. Len Industri, PT. Pindad, PT. INKA,
DPP INSA, DPP ALFI, KADIN, BKPM, dan Lembaga Keuangan.(*)