Rayakan Hari Bakti, Kemenhub Ajak Insan Perfilman untuk Edukasi Masyarakat -->

Iklan Semua Halaman

Rayakan Hari Bakti, Kemenhub Ajak Insan Perfilman untuk Edukasi Masyarakat

Khalied Malvino
14 September 2017
Foto: eMaritim.com
Jakarta, eMaritim.com – Sebagai bentuk ketulusan terhadap bangsa Indonesia, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengajak para seniman, diantaranya Slamet Rahardjo dan Gunawan Muhammad, untuk membuat film dengan konsep sederhana, yakni gerimis bubar (misbar) di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Minggu (17/8). Bentuk bakti melalui film ini dapat menyibak fakta dan realitas yang ada di masyarakat agar sesuai dengan misi pemerintahan yang ingin mengedukasi masyarakat tentang kebhinekaan.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menuturkan, ada banyak film Indonesia yang bagus, menarik, dan menggugah. Di satu sisi, memberikan pembelajaran bagi masyarakat, dan di sisi lainnya film memberikan kesempatan bagi para seniman Indonesia untuk tumbuh dan berkembang. Melalui film ini, Menhub Budi mengatakan, nantinya akan berlatar tempat di kereta, pesawat, atau kapal untuk dapat dengan mudah disaksikan para penumpang khususnya yang berada dalam perjalanan panjang, seperti di kereta dan kapal laut.

“Tanggal 17 September kita akan buat misbar di Monas. Ada beberapa film tentang perhubungan juga. Pada intinya, kita ingin memberikan pendidikan atau edukasi kepada masyarakat tentang kebhinekaan. Ada satu masalah besar apabila kita tidak secara terstruktur dan serius membahas kebhinekaan ini. Banyak negara yang mengalami disintegrasi bangsa, karena tidak cakap dan tidak cerdas menyikapi kesatuan bangsa,” imbuh Menhub Budi Karya di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (14/8).

Menhub Budi menjelaskan, sebelumnya Kemenhub sudah berdiskusi dengan Gerakan Indonesia Kita bahwasannya film merupakan cara yang mudah mengisi ruang pikiran semua anak-anak Indonesia dengan satu sikap kebangsaan yang baik. Menurut Budi Karya, film juga selalu bisa mengingatkan pada insan perhubungan untuk mengisi hari-hari dengan kreativitas.

“Perhubungan merupakan suatu instansi yang memang memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat. Jika pelayanan itu diberikan ruh tentang kebhinekaan dan kearifan lokal, tentunya akan lebih menarik dari apa yang ada sekarang,” terang Menhub Budi Karya.

Pelaku seni, Gunawan Muhammad mengungkapkan, ide yang diberikan Menhub Budi Karya sangat cocok dengan keinginan dari Gerakan Indonesia Kita. Gerakan ini ingin mempromosikan dengan kebhinekaan yang lebih sistematis dan terstruktur.

“Karena biasanya jika ada perayaan seperti agustusan, tarian, dan lain-lain, rupanya masyarakat belum mampu untuk meresap kebhinekaan dari berbagai kegiatan tersebut. Seperti yang diungkapkan pak menteri tadi, jika masyarakat belum mampu meresap akan hal itu, keindonesiaan kita sangat genting dan mudah terpecah belah, sehingga kita sebagai masyarakat tidak bisa berdaya,” ujar kolomnis Majalah Tempo kepada rekan media.

Gunawan menambahkan, ide ini disambut baik oleh Menhub Budi dan meminta Gerakan Indonesia Kita untuk membantu pada perayaan Hari Bakti Kemenhub. Ia bersama para seniman lainnya hanya sekadar membantu, namun ide orisinil ini lahir dari Menhub Budi Karya.

“Saya harap ide ini dapat berkembang. Meski ini merupakan langkah kecil, tapi justru membantu menyatukan bangsa Indonesia dan membantu meningkatkan sejumlah program pemerintah,” jelas Gunawan Muhammad.

Sutradara kondang, Slamet Rahardjo yang turut hadir mengungkapkan, saat dihubungi Gunawan Muhammad yang akan bertemu dengan Menhub Budi Karya, ia langsung meneriwa tawaran itu. Menurutnya, di Kemenhub sudah ada perhubungan darat, laut, dan udara. Ia mengatakan, perlu adanya penambahan satu bidang, yaitu perhubungan kalbu. Slamet Rahardjo menginginkan harus mendahulukan kalbu.

“Saya datang ke sini alasannya sederhana saja. Andai kata hubungan kalbu itu diadakan, istilah lainnya menginjak bumi, nanti beberapa film yang akan dibuat akan mengisi dan menjadi konsumsi masyarakat di kereta, kapal, atau pesawat. Pastinya yang dibuat oeh anak-anak negeri ini di dalamnya memiliki hubungan kalbu. Seperti kata pak menteri, apapun yang berhubungan dengan kepentingan rakyat, saya mau ikut terlibat. Terlebih ada Mas Gunawan Muhammad sebagai komandannya untuk ide ini,” ucap Slamet Rahardjo.

Film yang nantinya akan digelar di Monas ini, akan mempertontonkan 2 film, antara lain Penjaga Cahaya dan Salawaku. Keduanya merupakan film yang berlatarbelakang tentang kedaerahan dan kekeluargaan. Oleh karena itu, Menhub Budi Karya menciptakan ide ini bukan tanpa sebab. Ia mengatakan, dengan menghadirkan konsep misbar sebagai suatu realitas yang ada di masyarakat, pihaknya mengajak insan perhubungan untuk lebih merendah dan berpijak di bumi.

“Kita akan selesaikan berbagai masalah itu. Meminjam istilah seniman, kita bisa fit in dengan realitas yang ada di masyarakat. Ke depan kami berharap PT. KAI, Pelni, ASDP, dan Garuda untuk dapat menampilkan 2 film ini agar para penumpang tidak merasa bosan saat dalam perjalanan panjang,” pungkas Menhub Budi Karya. (vin)