Foto : Istimewa |
Dirinya menyampaikan bahwa kapal tol laut sukses
mengangkut 2.700 sak semen yang dikapalkan ke Pelabuhan Waingapu dan Pelabuhan
Rote dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur dan kembali berlayar ke
Surabaya berhasil mengapalkan muatan balik cumi kering sebanyak 31 ton dalam
dua kontainer dari Pelabuhan Rote ke Jakarta melalui Surabaya.
"Ini seperti yang diharapkan Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi, agar terjadi balance trade pada muatan yang
diangkut via tol laut," ungkap Wisnu dalam keterangan resminya, Kamis
(28/9) seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Lebih lanjut, Wisnu mengatakan bahwa semen tersebut
akan didistribusikan melalui mekanisme jual murah kepada masyarakat Waingapu
dan Rote masing-masing sebanyak 1.350 sak. Di Rote semen tersebut telah terjual
400 sak dan di Waingapu terjual 150 sak.
Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat di
daerah-daerah terpencil mulai menggerakkan industri lokal dan memanfaatkan tol
laut hasil produksi daerah.
Sebelumnya, dari Natuna dengan rute tol laut dibawa
hasil perikanan dengan jumlah yang cukup signifikan untuk dibawa ke Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Diharapkan angkutan muatan balik ini akan
terus dikembangkan dari rute tol laut lainnya, untuk meningkatkan kapasitas
angkut dan menghidupkan peningkatan perekonomian di daerah tujuan," tutup
Wisnu.
Sebagai informasi, dari data yang diolah Kementerian
Perdagangan per 15 Agustus 2017, dampak ekonomi dari kebijakan tol laut mulai
terlihat dari penurunan harga beberapa komoditi antara 6% sd 20 %, seperti
beras, tepung terigu. Minyak goreng di daerah Larantu, Fak-Fak, Dobo dan
Anambas.
Harga Beras turun antara 13,5 % hingga 29 % di daerah
Biak, Sorong, Ternate, bontang dan Tobelo. Sementara harga semen di beberapa
daerah di wilayah Papua juga menurun antara 12 hingga 40 % di daerah Jayapura,
Nabire, Wamena dan Puncak Jaya. (*)