![]() |
Ilustrasi Kapal Pesiar | Istimewa |
Menurut
Manajer Komunikasi Korporat Royal Caribean International Cruises, Chin Ying
Duan, ada peningkatan tren kunjungan penumpang kapal pesiarnya ke tempat-tempat
wisata di Indonesia.
Masalahnya,
di Indonesia masih sedikit pelabuhan yang bisa menjadi tempat bersandar kapal
pesiar skala besar seperti yang dimiliki Royal Caribean International, yaitu
Mariner of the Seas. Kapal itu memuat hingga 3.200 penumpang.
“Kami
berharap pelabuhan di kota-kota yang selama ini menjadi tujuan favorit
penumpang kami, seperti di Semarang, Bali, dan Lombok nantinya bisa menjadi
tempat bersandar seperti kapal Mariner of the Seas ini. Selama kapal kami tidak
bisa bersandar di pelabuhan kota-kota itu, sehingga penumpang yang akan turun
harus menggunakan kapal-kapal kecil menuju ke pelabuhan,” kata Chin.
Maka,
pihaknya sangat antusias dengan proyek peningkatan kapasitas pelabuhan di
Benoa, Bali, saat ini pada November 2018 mendatang. “Pemutakhiran itu akan
memungkinkan pelabuhan tersebut untuk menampung kapal-kapal pesiar skala besar,
seperti yang kami punya, yaitu Royal Caribbean International kelas Quantum yang
bisa memuat 4.900 penumpang. Ini kapal pesiar terbesar kedua di dunia,” kata
Chin seperti dikutip dari Viva.
Menurut Direktur
jasa kapal pesiar dari Biro Kebijakan dan Perencanaan Singapore Tourism Board,
Annie Chang, Royal Caribbean saat ini juga mempekerjakan 8.000 orang asal
Indonesia. Dia yakin jumlah ini akan terus bertambah. Menurut data 2014,
sedikitnya 16.000 warga Indonesia bekerja di bidang jasa kapal pesiar. Bidang
ini bisa memberi dampak ekonomi yang signifikan bagi negara-negara Asia
Tenggara, termasuk Indonesia,” kata Chang. (*)