General Manager Pelindo 3 Banjarmasin dan Pemikirannya. -->

Iklan Semua Halaman

General Manager Pelindo 3 Banjarmasin dan Pemikirannya.

19 Oktober 2017
Banjarmasin 19 Oktober 2017, eMaritim.com

                Capt. Recky dan eMaritim

Disela sela acara pelantikan ketua dan pengurus DPW APBMI Kalsel, eMaritim.com secara khusus mewawancarai General Manager Pelindo 3 Banjarmasin Capt. Recky Julius Uruilal mengenai kegiatan diwilayah yang dipimpinnya tersebut.

Saat eMaritim bertanya; Apa yang bisa dikembangkan di daerah ini dalam kaitannya dengan kegiatan kepelabuhanan dan bongkar muatnya, Capt. Recky menjelaskan;
"Kalimantan Selatan adalah daerah yang kaya akan mineral, sayangnya kegiatan bongkar muat tidak bisa dilakukan di pelabuhan yang memang terbatas ruang dan kedalaman alur sungainya. Oleh karena itu kegiatan ekspor batubara dilakukan dengan metode Ship to Ship di laut lepas. Dengan cara ini posisi kapal ekspor selama ini sulit dikontrol karena tidak adanya pengaturan zonasi berlabuh jangkar".

Dia menjelaskan bahwa hal itu kurang baik untuk keselamatan pelayaran karena kapal dan tongkang yang jumlahnya ratusan unit bertebaran dimana-mana,  dan selain itu kontrol untuk pendataan juga cenderung sulit.

Capt Recky juga menjelaskan; "Potensi pendapatan untuk daerah di aspek ini terbatas di kegiatan bongkar muatnya saja. Ada baiknya semua pihak duduk bersama untuk mencari cara yang lebih baik dari sekedar kapal asing lego jangkar dan dimuat oleh Floating Crane dari tongkang".

Saat ditanya lebih jauh bagaimana metode yang dimaksud, Capt Recky menjelaskan lebih gamblang; "Sebaiknya anchorage area diberikan batasan,  misalnya untuk kapal dengan draft maksimum 8 meter dikasih dedicated anchorage area, begitu juga kapal yang lebih besar.  Jadi ada cluster cluster koordinat yg berbentuk kotak seperti di negara tetangga. Ini dimaksudkan agar kapal tidak semrawut dan sulit dikontrol posisinya. Daerah bisa memaksimalkan potensi lautnya dengan membuat koordinat yang akan di berikan buoy untuk kapal tambat dengan metode Vertuin, sehingga tidak memakan banyak tempat. Dengan melakukan hal tersebut maka daerah bisa mendapatkan pemasukan tambahan dari tambatnya kapal di buoy yang disediakan".

Tetapi Capt. Recky juga mengingatkan; "Ada satu lagi yang perlu diperbaiki adalah terhadap tarif TKBM yang masih tinggi terutama di kegiatan malam hari yaitu adanya lembur. Sehingga menjadi keluhan para pemilik barang".

Ini adalah sebuah pemikiran yang jauh melihat kedepan, bisa dibayangkan dengan semakin membaiknya bisnis batubara maka akan semakin banyak kapal yang datang.  Hal yang diusulkan sang GM bisa membuat alur lalu lintas kapal menjadi teratur yang pada ujung nya akan meningkatkan keselamatan pelayaran di daerah tersebut.

"Saya berharap agar laut dan hasil bumi daerah ini bisa lebih memberikan manfaat untuk kehidupan masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya,  semua fihak agar mau duduk bersama dan menekan ego sepihak. Semoga yang dihasilkan dari pemikiran Capt. Recky bisa terwujud sehingga kemakmuran masyarakat dapat cepat tercapai. (zah)