Ilustrasi | Istimewa |
Malta, eMaritim.com – Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) melakukan kunjungan kerja ke Malta terkaiit pertemuan bilateral
antara Indonesia dengan Norwegia untuk membahas kesepakatan usaha penyehatan laut di Hotel
Hilton Malta, Kamis hingga Jum'at (5-6/10). Pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan paska pertemuan
Menteri KP, Susi Pudjiastuti dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan
Iklim Kerajaan Norwegia, Vidar Helgesen, pada rangkaian kegiatan United Nations
Ocean Conference di Markas PBB, New York, AS, Juni lalu.
Dalam
pertemuan tersebut, Menteri Susi mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini tengah
menggalakan program penyehatan laut dan upaya mengurangi dampak climate change
laut. Beberapa program yang dilaksanakan di antaranya manajemen Marine
Protected Areas, perlindungan coral reefs, dan konservasi kawasan mangrove di
pesisir laut. Menurutnya, Indonesia akan mengumumkan komitmen untuk mencapai
target 20 juta Ha Marine Protected Areas tahun 2018 pada penyelenggaraan Our
Ocean Conference, di Bali, 2018 mendatang.
“Namun
untuk mewujudkan target dan program-program ini, Indonesia tentunya membutuhkan
dukungan dari negara-negara yang memiliki visi yang sama dalam perlindungan
laut ini. Kami butuh dukungan negara-negara lain, kami melihat Norwegia adalah
salah satunya,” ungkap Menteri Susi seperti dikutip KKPNews.
Dalam
kesempatan tersebut Menteri Susi juga menyampaikan usulan agar pemerintah
Nowegia mengalokasikan dana seperti halnya pernah mengalokasikannya untuk
penyelamatan hutan sebesar USD1 miliar melalui program Reducing Emissions from
Deforestation dan Forest Degradation (REDD+) untuk keperluan penyehatan laut.
Ia mengusulkan agar dana tersebut diperuntukkan bagi negara-negara yang
memiliki peran strategis dalam penyehatan laut, seperti halnya Indonesia.
Menurut
Menteri Susi, usulan tersebut berlandaskan pemikiran bahwa setiap negara
memiliki peran penting dalam upaya penyehatan laut karena semua negara secara
bersama-sama memiliki satu laut dunia yang besar (one world one ocean).
“Jika
terjadi kerusakan di suatu wilayah laut, maka wilayah-wilayah laut lainnya juga
akan merasakan dampaknya. Oleh sebab itu, dengan laut yang sangat luas dan
sumber daya laut yang sangat beragam, perlindungan laut yang dilakukan
Indonesia akan juga memberikan dampak baik pada kesehatan laut secara global, termasuk
mengurangi efek dari perubahan iklim,” papar Menteri Susi. Ia menambahkan,
usulan tersebut juga sejalan dengan kebijakan pemerintah Norwegia yang
dituangkan dalam Norway Ocean Trust Fund.
Menanggapi
hal tersebut, Vidar Helgesen menyampaikan apresiasi atas berbagai upaya
Indonesia dalam rangka mewujudkan laut sehat. Vidar menyampaikan keinginan
untuk memperkuat kerja sama kedua negara melalui upaya solusi praktis untuk
menangani pencemaran plastik di laut.
Kedua
negara menyepakati akan melakukan pertemuan intens dan rutin guna merumuskan
kerja sama yang lebih konkrit dalam upaya menjaga kesehatan laut. Menurutnya,
hubungan kerja sama Indonesia – Norwegia di bidang kelautan dan perikanan yang
telah terjalin selama ini perlu dijaga dan terus diperkuat.
Sebagai
informasi, Norwegia sudah membantu Indonesia dalam proses investigasi beberapa
kasus illegal fishing yang dilakukan oleh kapal asing dan memberikan pelatihan
petugas pajak untuk meningkatkan pemasukan negara dalam industri perikanan.
Indonesia dan Norwegia bersama-sama juga telah melakukan kampanye global
terkait kejahatan transnasional terorganisir pada industri perikanan
(transnational organized crime in the fishing industry) untuk meningkatkan
kesadaran negara-negara akan pentingnya pemberantasan kejahatan di bidang
perikanan.
Selain itu,
Indonesia – Norwegia juga telah membentuk Global Expert Panel Group untuk
Kejahatan Perikanan untuk membantu negara-negara yang membutuhkan bantuan dalam
mengatasi kejahatan di bidang perikanan, pada pertemuan di Wina, Austria,
minggu lalu. Pembentukan Global Expert Panel tersebut dihadiri oleh Menteri
Susi dan Menteri Perikanan Norwegia Per Sandberg dalam kerangka penyelenggaraan
Simposium Internasional tentang kejahatan perikanan .
Terakhir,
Vidar juga menyampaikan bahwa Norwegia akan mendukung penyelenggaraan Our Ocean
Conference di Bali, 2018 mendatang. “Kami akan mendukung penyelenggaraan Our
Ocean Conference di Bali pada tahun 2018 nanti karena perlindungan laut adalah
hal penting yang harus menjadi perhatian dunia,” tutupnya. (*)