Foto: eMaritim.com |
Jakarta, eMaritim.com – Indonesia
memiliki wilayah teritorial kemaritiman yang meliputi empat kali luas wilayah
daratannya. Pemerintah kini tengah memfokuskan diri dalam pengembangan
infrastruktur serta konektivitas kemaritiman sehingga kebutuhan akan sarana dan
fasilitas kemaritiman menjadi sangat penting, termasuk di antaranya pelabuhan
dan perkapalan.
Dalam sambutannya,
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan, Indonesia telah
melewati banyak tantangan untuk menjadi salah satu negara paling menjanjikan
perkembangan di dunia. Sekarang indonesia memiliki pertumbuhan 5 persen dengan
inflasi yang relatif rendah dan berbagai pengakuan internasional dan tentunya
sangat pantas dijadikan tempat untuk berinvestasi.
“Sebagai negara
keempat terbesar di dunia, Indonesia memiliki sistem perekonomian terbesar di
Asia dan sekarang meupakan bagian dari G-20. Nilai investasi dari sektor
tranpsortasi di Indonesia mencapai US$ 190 miliar. setengahnya dipakai untuk pembangunan
jalan, transportasi antara lain, pelabuhan, kereta api, bandara, darat, dan
perkotaan yang berkisar US$ 40 miliar,” terang Menhub Budi Karya saat sambutan
dalam event Indonesian Transport,
Logistics, & Maritime Week (ITLMW) 2017, di Jakarta International Expo
(JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/10).
Ia
menambahkan, anggaran untuk pembangunan infrastruktur sangat besar. Dibutuhkan partisipasi
swasta lebih dari 70 persen. Oleh karenanya pemerintah mengajak KADIN dan swasta
lainnya untuk berinvestasi dalam bidang infrastruktur. Pemerintah hanya berinvestasi
sekitar 30 persen.
“Dengan adanya
peluang yang cukup besar ini, maka kita memberikan insentif, berbagai upaya
melakukan deregulasi, melakukan pencabutan sejumlah persyaratan kepemilikan
modal di bidang perusahaan laut, kapal, bongkar muat, dan usaha pelabuhan. Kita
juga sudah melakukan perbaikan di beberapa pelabuhan, seperti Pelabuhan
Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Makassar,” tambah Menhub Budi Karya.
Berkaitan dengan
kelogistikan, Sisitem Logistik Nasional (Sislognas), Menhub Bdui Karya
mengatakan, sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Logistik yang
terintegrasi secara lokal terhubung secara global, untuk meningkatkan daya
saing nasional dan menyejahterakan masyarakat. Menurutnya, secara
internasional, pemerintah mengingkan sejumlah pelabuhan di Indonesia dapat
dikenal dan mengalami peningkatan daya saingnya, dikunjungi kapal-kapal yang
besar sehingga kemampuan ekonomi pelabuhan di Indonesia meningkat.
“Di sisi
lain, kita juga punya tugas untuk menyejahterakan masyarakat dengan membangun
tol laut agar masyarakat di timur Indonesia mendapatkan kesejahteraan yang sama
dan tentunya lebih baik dari yang sebelumnya,” kata Menhub Budi Karya.
Pentingnya peranan
transportasi dan logistik khususnya pelabuhan di Indonesia dimaknai sebagai
tulang punggung dari kehidupan berbangsa. Jika dilihat dari kacamata berbangsa
dan bernegara, sektor transportasi dan logistik menjadi pemersatu bangsa yang
terangkai dalam belasan ribu pulau di Indonesia. Hal tersebut menjadi poin
penting pada acara pembukaan “Indonesia Transport, Logistics, & Maritime
Week (ITLMW) 2017” di Hall A, Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran,
Jakarta Pusat, Selasa (10/10).
Wakil Ketua
Bidang Perhubungan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Carmelita
Hartoto mengatakan, selain menjadi pemersatu bangsa, transportasi dan logistik
juga dapat dilihat dari sisi ekonomi pembangunan. Transportasi menjadi sarana
mobilisasi dan perpindahan orang dan barang antarwilayah.
“Kelancaran
mobilisasi orang dan barang dalam praktiknya memberikan dampak pada pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan yang merata di seluruh wilayah Indonesia,” ujar
Carmelita Hartoto saat sambutan ITLMW 2017 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat,
Selasa (10/10).
Selain itu,
ia menekankan, ekonomi nasional pada perkembangannya selalu ada dinamika dan
mengalami perubahan yang berkelanjutan. Hal tersebut dipicu dengan adanya
perubahan gaya konsumsi masyarakat Indonesia dalam mencukupi kebutuhan
kehidupan. Menurutnya, perkembangan teknologi saat ini menjadi faktor dominan
dalam mendorong perubahan gaya konsumsi masyarakat Indonesia. Seluruh sektor
kehidupan yang instan juga menjadi tuntutan masyarakat sehingga gaya konsumsi
masyarakat Indonesia juga turut berubah.
“Masyarakat
merubah gaya konsumsi dengan memanfaatkan layanan pembelian melalui sistem
berbasis online atau e-commerce. Pertumbuhan sektor e-commerce di Indonesia
memiliki tren yang cukup positif dan prospektif,” tambah Carmelita.
Jika
merujuk pada data Badan Pusat Statistik
(BPS) bahwa industri e-commerce di Indonesia dalam 10 tahun terakhir tumbuh
sekitar 17% dengan total sekitar 26,2 juta usaha. Sementara itu Bloomberg
menyatakan pada 2020 lebih dari separuh penduduk Indonesia terlibat dalam kegiatan
e-commerce, dan McKinsey memperkirakan peralihan ke ranah digital akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga US$150 miliar pada 2025 (sumber berita:
Bisnis.com, 5 Mei 2017).
Untuk itu,
pertumbuhan sektor e-commerce yang sedemikian progresif telah menjadi tantangan
tersendiri bagi sektor logistik dan transportasi. Pola permintaan distribusi
barang dan logistik harus pula dilayani secara e-commerce. Bila tidak para pengguna
jasa akan kecewa.
Di samping
itu, sektor logistik dan transportasi masih dihadapkan beberapa tantangan
klasik. Salah satunya, belum berdaya
saingnya sektor logistik transportasi nasional. Untuk itu perlu dicarikan
ramuan atau formula yang tepat menjadikan logistik dan transportasi lebih efektif
dan efisien.
“Namun,
tugas ini bukan hal yang dapat serta merta dicapai oleh pelaku usaha saja.
Dibutuhkan kerja sama seluruh stakeholder dalam waktu yang panjang dengan
kebijakan yang mendukung sektor transportasi dan logistik secara konsisten. Berdasarkan
kondisi perubahan gaya konsumsi masyarakat dan tantangan sektor logistik dan
transportasi nasional, tentunya patut dicarikan jalan keluar bersama,” papar
Carmelita.
Pertemuan
pada acara ITLMW ini akan diisi dengan berbagai panel discussion dari
berbagai sektor Transportasi Logistik dan Maritim yang dilakukan oleh para
pakar di bidangnya, baik dari regulator, akademisi, serta pelaku usaha. Semoga
diharapkan akan berjalan dengan baik dan lancar. Sehingga diharapkan pertemuan
kali ini akan menghasilkan gagasan termutakhir dan masukan yang konstruktif
bagi Indonesia ke depannya, khususnya pada kemajuan ekonomi nasional. (VIN)