![]() |
Pelabuhan Tanjung Priok ] Istimewa |
Jakarta, eMaritim.com – Konsep Transhipment menjadi salah satu upaya
Pelabuhan Tanjung Priok untuk membenahi diri. Mendukung hal tersebut, Menteri
Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi beserta jajaran di Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) mendukung upaya pembenahan Pelabuhan Tanjung Priok
dengan konsep Transhipment ini.
"Konsep
Transhipment nantinya memotong jalur ekspor dan impor yang selama ini harus
melalui Singapura ataupun Malaysia," kata Budi, dalam keterangannya, Rabu
(11/10).
Pengiriman
barang dari daerah dilakukan menggunakan kapal RoRo (roll on roll off) ke
Pelabuhan Tanjung Priok. selanjutnya pengapalan dapat dilakukan dari Pelabuhan
Tanjung Priok langsung ke negara tujuan
Dia
mengungkapkan saat ini Pelabuhan Tanjung Priok sudah menjadi pelabuhan yang
berkembang. Ini bisa dilihat dari sudah masuknya kapal-kapal dengan kapasitas
yang besar ke pelabuhan tersebut. Kemudian pertumbuhan lalu lintas barang kargo
dari satu shipping (pelayaran) naik 5% - 10%.
“Bahkan,
saat ini (kapal) CMA CGM sudah mulai improve pengiriman bukan hanya ke Amerika
tapi juga ke Eropa,” ujarnya, seperti dilansir katadata.
Sebelumnya,
Direktur Utama IPC atau PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), Elvyn G. Masassya
mengatakan kehadiran kapal raksasa dapat memicu hadirnya kapal-kapal raksasa
lainnya singgah di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Agar
sesuai dengan harapan Pemerintah, Tanjung Priok benar-benar dapat menjadi
pelabuhan transhipment besar di kawasan Asia," kata Elvyn.
Menhub Budi
mengungkapkan ada tiga hal yang bisa menjadi kunci agar Pelabuhan Tanjung Priok
bisa menjadi pelabuhan transhipment
terbesar. Pertama, dalam hal birokrasi. Budi mengaku sudah menyampaikan agar
semua aparat penegak hukum di Tanjung Priok dapat bekerja sama dengan PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) dalam memberikan pelayanan yang baik.
Kedua, dari
sisi kebijakan dan regulasi. Budi mengatakan pemerintah siap menampung berbagai
usulan dan mendiskusikannya demi kemajuan pelayanan pelabuhan. Tentunya hal ini
harus sesuai dengan undang-undang.
“Ketiga
adalah tarif, dan kami harus siap untuk dapat kompetitif,” kata Menhub.
Menhub Budi
juga mengaku pemerintah akan selalu mendorong pelabuhan agar dapat meningkatkan
pelayanannya agar perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Kementerian
Perhubungan akan melakukan evaluasi semua pemangku kepentingan (stakeholders)
yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok.
Ia
mengungkapkan sudah ada usulan agar pelayanan Pelabuhan Tanjung Priok tetap
dibuka pada hari Sabtu dan Minggu. Kemenhub juga telah mengaktifkan layanan
kapal berbasis elektronik, yakni Inapornet. Layanan ini merupakan upaya untuk
mengakomodasi pemantauan kegiatan pelabuhan dan perkapalan, menjadi lebih
mudah.
“Harapan
saya, kita dapat bersaing secara internasional dengan memberikan pelayanan yang
baik, birokrasi yang mudah, murah, aman, dan cepat sehingga semakin banyak
investor yang akan berinvestasi di Indonesia,” pungkas Menhub Budi. (*)