Istimewa |
Manado, eMaritim.com –
Perkembangan positif pada kuartal ketiga tahun 2017 ditunjukkan PT Pelabuhan
Indonesia (Pelindo) IV Cabang Bitung yang meraih laba perseroan sekitar Rp 8
miliar. Hal ini merupakan peningkatan yang signifikan mengingat pada tahun lalu PT Pelindo IV Cabang Bitung hanya meraih
laba sekitar Rp 5 miliar.
"Triwulan
III/2017 laba kita sudah dapat sekitar Rp8 miliar dan tahun lalu hanya sekitar
Rp5 miliar. Syukur ada peningkatan hingga di kisaran 60%," tutur General
manager PT Pelindo IV Cabang Bitung, Anshyari Amin, Rabu (25/10/2017), seperti
dikutip bisnis.com.
Ia
menambahkan, peningkatan perolehan laba tersebut mayoritas ditopang dari
pengendalian biaya atau penghematan pada
sejumlah pos-pos tertentu yang selama ini dinilai kurang efisien.
"Ini
kebanyakan dari penghematan, mengurangi pos pos yang tidak efisien, termasuk
mulai menangani sendiri sejumlah pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh
pihak lain," tambahnya.
Anshyari
yang baru menjabat beberapa bulan terakhir ini berkomitmen untuk terus
meningkatkan kinerja perseroan yang memang selama beberapa waktu sebelumnya
sempat menurun lantaran mulai beralihnya pengiriman barang dari cargo biasa
kepada penggunaan petikemas.
"Memang
kita sedang terus melakukan pembenahan pada pelabuhan ini. Karena sejak
2014-2015 pendapatan kami mulai mengalami penurunan sangat signifikan lantaran
para pengguna jasa mulai beralih menggunakan kontainer dari pada cargo biasa,
seperti core business kami," ujarnya.
Pihaknya
pun telah mempersiapkan sejumlah rencana guna mendongkrak pendapatan misalnya
dengan melakukan inventarisir aset yang ada untuk dapat diberdayakan dengan
maksimal, lahan atau lapangan penumpukan maupun sejumlah gudang yang tersedia
yang selama ini belum maksimal untuk disewakan kepada para pengguna jasa.
Menurutnya,
selama ini sejumlah lahan maupun gudang milik perusahaan yang tersebar di
sejumlah titik di Kota Bitung belum diberdayakan dengan maksimal, sehingga
belum memberi kontribusi penerimaan yang signifikan.
"Kita
ada lapangan penumpukan akan diberdayakan dengan disewakan ke pengguna jasa.
Walaupun mereka menggunakan kontainer dan interaksi lebih banyak di Terminal
Petikemas Bitung, tapi mereka punya kontainer bisa dialihkan di lapangan
penumpukan kami," ujarnya.
Selain itu,
pihaknya akan memperbaiki kondisi sejumlah gudang yang belum diberdayakan
dengan baik untuk disewakan dengan tarif yang kompetitif. Pasalnya selama ini
masih terdapat beberapa gudang yang kondisinya bisa dibilang kurang terawat dan
tidak tertata rapi.
"Oleh
sebab itu kami akan melakukan perawatan. Gudang kami ada sekitar 17 trase.
Masih banyak yang belum memanfaatkan. Gudang A dan Gudang B ini banyak yang
kosong, ini akan kami coba terus tawarkan agar bisa dimanfaatkan,"
ujarnya.
Seiring
dengan itu, pihaknya juga sedang melakukan pemeliharaan dermaga Pelabuhan
Bitung sepanjang 1.400 meter, agar meningkatkan kemampuan daya dukungnya
sehingga kehandalannya semakin bertambah.
Sebelumnya
diketahui bahwa progres pengerjaan pengembangan Pelabuhan Bitung yang berupa
perpanjangan dermaga dan reklamasi sebagai penunjang terwujudnya International
Hub Port (IHP) Bitung hingga akhir September baru 40% dari target penyelesaian.
Dia
mengakui progres yang telah dicapai 40% itu terlambat 20% dari timeline yang
seharusnya saat ini sudah 60%. Hal itu disebabkan menunggu keluarnya izin
terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Meskipun,
seiring dengan menunggu keluarnya perizinan tersebut, pihaknya sudah melakukan
kegiatan pararel seperti merelokasi bahan bangunan dan lainnya.
Anshyari
berharap kontraktor pelaksana proyek tersebut dapat melakukan percepatan
pengerjaan agar dapat mengejar ketertinggalan waktu yang sempat terjadi di awal
pembangunan tersebut.
Yudi
Prasetyo, Project Manager PT Adhi Karya Tbk., selaku kontraktor pengembangan
Pelabuhan Bitung menyatakan bahwa meskipun saat ini pengerjaan sudah berjalan
positif, namun akan dilakukan percepatan guna mengejar ketertinggalan 20%
progres itu.
"Progres
terakhir sudah 41%, dan kami sudah mulai melakukan percepatan untuk segera
menyelesaikan proyek strategis nasional ini," ujarnya.
Saat ini,
pihaknya sedang melakukan percepatan proses pemancangan di sejumlah titik, baik
untuk proses perpanjangan dermaga maupun pemancangan untuk proyek reklamasinya
dengan penambahan peralatan.
Dia
berharap dengan menghadirkan tambahan alat itu, dapat dilakukan percepatan
karena bisa dikerjakan pararel. "Kita kejar waktu. Tapi sampai akhir tahun
ini, diperkirakan hanya bisa selesai 57%. Kemudian tahun depan tinggal
menyelesaikan konstruksi di atasnya dan diharapkan bisa selesai pada September
2018," pungkasnya.(*)