Presiden Jokowi sambut Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke di Istana Presiden Bogor, | Foto: Kumparan |
Bogor, eMaritim.com – Kunjungan Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Rasmussen ke Indonesia merupakan kunjungan spesial yang pertama kalinya. Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan negara Denmark merupakan negara yang berhubungan diplomatik sejak 67 tahun silam, Jokowi juga mengungkapkan, Denmark merupakan mitra penting dalam energi terbarukan, lingkungan hidup, dan maritim.
"Bagi
Indonesia Denmark merupakan mitra penting di bidang energi terbarukan,
lingkungan hidup, dan maritim. Dua tahun yang lalu Indonesia merasa terhormat
menerima kunjungan Ratu Denmark. Dalam kunjungan tersebut kita telah
menandatangani Deklarasi bersama kemitraan inovatif abad ke-2," kata
Jokowi di Ruang Sayap Kiri Istana Bogor, Kompleks Istana Kepresidenan, Jawa
Barat, Selasa (28/11).
"Dan
deklarasi ini menandai era baru hubungan kita. Saya senang karena kunjungan
Yang Mulia disertai delegasi bisnis ternama sekitar 11 perusahaan," lanjut
dia seperti dikutip Kumparan.
Sementara
itu, ketika memberikan sambutan, PM Rasmussen menuturkan kunjungan ini
merupakan yang pertamanya ke Indonesia sebagai Perdana Menteri. Namun empat
tahun lalu ia juga sempat berkunjung ke Indonesia.
"Ini
merupakan kunjungan pertama saya ke Indonesia sebagai PM. Namun saya pernah ke
sini sebelumnya pada 4 tahun lalu, dan saya sangat senang sekali dan saya
bahagia bisa kembali," ucap PM Rasmussen.
Hubungan
Indonesia dan Denmark menurut PM Rasmussen telah berlangsung selama 67 tahun.
Banyak hal yang telah dicapai antar kedua negara selama itu.
"Kita
telah menikmati hubungan diplomatis sejak 1950 atau sudah 67 tahun dan dalam
perjalanannya kita telah melakukan banyak hubungan erat seperti juga
pariwisata, dan hubungan masyarakat kedua negara juga meningkat," tutur PM
Rasmussen.
Dalam
pertemuan bilateral ini hadir, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan,
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri
ESDM Ignasius Jonan, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Sekretaris Negara
Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. (*)