PSP3 IPB Soroti Megaproyek Pelabuhan Patimban -->

Iklan Semua Halaman

PSP3 IPB Soroti Megaproyek Pelabuhan Patimban

Khalied Malvino
08 November 2017
Pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat | Istimewa

Subang, eMaritim.com – Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) Institut Pertanian Bogor (IPB) menyoroti pembangunan dan pengembangan megaproyek Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, serta meminta pemerintah mengantisipasi berbagai aspek persoalan sosial-ekonomi warga setempat.

Kepala PSP3 IPB Soyan Sjaf mengatakan, pemerintah harus sedini mungkin berdialog secara paritisipatif dengan warga Patimban. Terutama mereka yang notabene terkena dampaknya secara langsung.

“Karena apa, mayoritas warga di sana bermata pencaharian sebagai petani. Ini yang harus diperhatikan,” ujar Sofyan, seperti dikutip Radar Cirebon.

Sofyan menjelaskan, dialog secara partisipatif penting karena sawah dan tambak adalah satu-satunya tumpuan hidup warga Patimban. Hasil studi yang dilakukan PSP3 IPB menunjukkan bahwa warga Patimban yang bertumpu pada sektor agraris akan sulit melakukan adaptasi terhadap mata pencaharian baru.

“Jika pun hendak meninggalkan kampung halaman untuk berprofesi sebagai petani, sulit dilakukan. Karena di lokasi tempat tinggal mereka saat ini adalah warisan dari generasi ke generasi,” beber pria bermurah senyum itu.

“Pemukiman mereka memiliki makna historis. Kemudian, sulit juga memperoleh sawah yang berdekatan dengan pemukiman mereka saat ini,” sambung dia.

Sofyan lantas menegaskan pentingnya azas parisipatif, keadilan untuk warga Patimban.

“Penting untuk menjadi pertimbangan dalam dialog nanti untung antara pemerintah dan warga, mengingat warga di sana sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintah saat ini,” tutup dia.

Hal senada diungkapkan Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan indonesia (Gerbang Tani), Idham Arsyad. Menurutnya, apa pun proyek pemerintah, haram hukummya mengorbankan rakyatnya sendiri.

Dalam konteks proyek Patimban, pemerintah harus punya keberpihakan kepada rakyat. Jangan sampai mereka semakin tersisih dan semakin miskin karena ganti rugi yang tidak layak.

“Pertimbangkan juga aspek keberlangsungan hidup warga ke depannya. Kepentingan umum tidak boleh membuat rakyat menjadi miskin. Gerbang Tani siap membantu perjuangan Paguyuban Petani Berkah,” pungkasnya.(*)