![]() |
KNKT Rilis capaian kerja Investigasi Keselamatan Transportasi Tahun 2017 |
Plt. Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran Haryo Satmiko
menyampaikan total kecelakaan pelayaran yang di investigasi oleh KNKT di tahun
2017 sebanyak 34 kecelakaan, ini lebih besar dibandingkan dengan tahun 2016
yang hanya sebanyak 18 kecelakaan.
Menurut Haryo dari jumlah total kecelakaan kapal yang di investigasi
oleh KNKT ada 6 kapal yang tenggelam, 14 kapar terbakar atau meledak, 6 kapal
tubrukan, 6 kapal kandas, dan 2 lainnya yang belum diketahui oleh KNKT.
“korban jiwanya dalam kecelakaan pelayaran 2017 ini ada 42 orang yang
meninggal dunia atau hilang, dan 2 korban luka-luka,” ungkapnya
Di tahun 2017 KNKT telah investigasi sebanyak 29 kapal Indonesia, serta
5 investigasi dan 1 perbantuan investigasi kapal asing bekerjasama dengn TSIB
Singapore, Mardep Hongkong, JTSB Japan, Mardep Malaysia.
Menurut data yang disampaikan Haryo dalam pemparannya menunjukkan di
sekitar perairan Sumatera ada 1 kapal tenggelam di Selat Malaka, 1 kapal
Tubrukan di Selat Singapura, 1 kapal kandas di Selat Karimata, 1 lainnya di
Sungai Musi.
Kecelakaan di Pulau Jawa 5 kecelakaan di Selat Sunda yang terdiri dari
2 kapal terbakar, 2 kapal senggolan, dan 1 kapal kandas. Sementara di laut Jawa
terjadi 10 kecelakaan pelayaran yang terdiri dari 6 kapal terbakar, 2 kapal
tenggelam, 1 kapal kandas, dan 1 kapal tubrukan.
Selat Lombok ada 1 kapal yang kandas, dan di laut Flores ada 1 kapal
yang tenggelam.
Di Kalimantan ada 1 kapal tubrukan di sungai Kapuas, 1 kapal tubrukan
di sungai Mentaya, 1 kapal tenggelam di sungai Barito.
Selat Makassar ada 4 kapal terbakar, 1 tengggelam, dan 1 lainnya. Sementara
di laut Maluku ada 1 kapal terbakar, di laut Seram ada 1 kapal kandas, dan di
laut Banda ada 1 kapal terbakar dan 1 kapal kandas.
Menurut Haryo dalam capaian kerja 2017 KNKT, ada 4 investigasi telah
final, 8 draft laporan final, dan 22 draft laporan yang masih pendahuluan.
Kasus kecelakaan kapal yang menonjol terjadi pada kapal angkutan
penumpang tradisional seperti KM Zahro Express dan Speed Boat Sri Rejeki Baru. “untuk
kasus kebakaran kapal 50% di dominasi oleh kapal Ro-Ro penumpang dan kapal
penumpang,” jelasnya. (hp)