Ingin Dapatkan Investasi Asing, Kemenhub Tawaran Kemudahan Aturan di Indonesia -->

Iklan Semua Halaman

Ingin Dapatkan Investasi Asing, Kemenhub Tawaran Kemudahan Aturan di Indonesia

20 Maret 2018


Ilustrasi | Pelabuhan di Banten
Jakarta, eMaritim.com – Investasi asing yang diajak kemenhub dari negara India akan dibuatkan kelonggaran aturan demi memikat investor tersebut, hal ini dibutuhkan untuk memenuhi pendanaan proyek nasional yang tak cukup disokong anggaran negara.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan proyek infrastruktur perhubungan yang ditawarkan kepada investor India antara lain proyek bandara dan pelabuhan. Di samping itu, Kemenhub juga mendorong pembukaan penerbangan langsung yang menghubungkan kota-kota di India dengan kota-kota di Indonesia.

Dia menerangkan peluang investasi bagi investor asing di bidang kebandarudaraan diestimasi mencapai Rp20 triliun, sedangkan di sektor kepelabuhan sebesar Rp10 triliun. Budi Karya menyebutkan kehadiran delegasi pengusaha India ke Indonesia menjadi indikasi Indonesia diminat investor asing.

"Oleh karena itu kami ingin ada improvement pelayanan investasi agar mereka [investor] lebih mudah dan firmed [berinvestasi di Indonesia]," jelas Menhub selepas acara Forum Infrastruktur India Indonesia (FIII) di Jakarta, Senin (19/3/2018).

Secara umum, Kemenhub menargetkan penghapusan 8 jenis perizinan tahun ini menyusul penghapusan 11 jenis perizinan pada 2017. Tahun ini, Kemenhub juga akan mendelegasikan 11 jenis perizinan setelah pada tahun lalu mendelegasikan 13 perizinan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Di sisi lain, Kemenhub menawarkan sejumlah proyek pengembangan infrastruktur ke delegasi India, antara lain pengembangan Bandara Kuala Namu, Bandara Raden Inten, Bandara Juwata, dan Bandara Komodo. Selanjutnya Pelabuhan Kuala Tanjung dan Pelabuhan Bitung.

Dalam acara FIII delegasi India terdiri dari 30 perwakilan dari sejumlah perusahaan di sektor infrastruktur, antara lain dari sektor pelabuhan, kelistrikan, bandara, manajemen sumber daya air, rumak sakit, dan teknologi.

Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat menggaris bawahi meningkatnya pertumbuhan ekonomi India dan kisah sukses investasi India di luar negeri. 

Dia menyerukan agar India dan Indonesia melakukan sinergi yang lebih besar di sektor perindustrian terutama pada sektor infrastruktur.

Dubes mengatakan India dan Indonesia punya hubungan yang terjalin sejak abad ke-7, di era Kerajaan Sriwijaya. Kedua negara menurutnya sangat berpotensi melangkah ke tahap kerja sama infrastruktur yang tengah digenjot masing-masing negara.

Pradeep menuturkan, pertumbuhan ekonomi India yang terbilang tinggi, yakni 7,2% di 2017 menjadi salah satu pendorong pengusaha Negeri Bollywood itu gencar membenamkan modal di banyak negara.

"India dan Indonesia sudah bekerja sama di banyak sektor, sekarang perlu sinergi yang lebih besar di sektor infrastruktur," jelasnya.

Secara khusus dia menilai investasi di sektor infrastruktur membutuhkan waktu pengembalian modal yang lebih lama. Oleh karena itu, investor akan berminat membenamkan modal selama ada kepastian regulasi dan iklim usaha yang kondusif.

Dalam catatan Bisnis, realisasi investasi India sepanjang tahun lalu melesat. Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi India tercatat US$286,6 juta atau naik 4,26 kali lipat dibandingkan dengan posisi 2016.

Di samping itu, India juga merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, India merupakan negara tujuan ekspor keempat terbesar senilai US$13,94 miliar pada 2017. Jumlah tersebut meningkat 40% dibandingkan posisi 2016 secara year-on-year. Di sisi lain, impor asal India juga tumbuh 33% menjadi US$3,78 miliar. (*)



(Sumber: Bisnis)