Pemahaman Antara Pelaut, Kecakapan Pelaut, dan Kecakapan Pelaut Yang Baik -->

Iklan Semua Halaman

Pemahaman Antara Pelaut, Kecakapan Pelaut, dan Kecakapan Pelaut Yang Baik

16 April 2018

Jakarta 16 April 2018

Catatan Capt Dwiyono Soeyono

Ketua Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga Indonesia



Dalam kasus-kasus kepelautan sering terjadi ambiguitas dalam menentukan definisi yang baku terkait apa itu GOOD SEAMANSHIP (Kecakapan Pelaut Yang Baik). Hal ini lebih diperumit lagi dengan kenyataan bahwa ada 2 hal penting yang belum dimiliki oleh Perwira Pelayaran Niaga, yaitu:
1.       Kode Etik Profesi.
2.       Undang Undang Perlindungan Profesi Perwira Pelayaran Niaga (Lex Specialist)

Dengan berkembangnya tuntutan operasional maritim dan diikuti oleh amandemen-amandemen konvensi yang memfasilitasi tututan operasional dan juga bertambahnya konvensi lain yang terkait dunia maritim (contohnya MLC 2006), maka adalah satu langkah yang baik bila kita juga mencoba melakukan paparan singkat terkait definisi yang lebih mewakili kebutuhan sekarang.

Dibawah ini adalah ulasan tertulis yang kami coba tulis kaji sajikan.

I.             Pelaut (Seafarers)

Definisi dari  https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/seafarer  :

Seafarers are people who work on ships or people who travel regularly on the sea

Pemahaman yang akan dikupas lebih kepada Pelaut (Seafarers) secara umum sebagai profesi Lex Specialist yang bekerja di atas kapal.

Ditetapkan sebagai bahasa konvensi (IMO) bahwa people who work on ship sudah dibakukan disebut Seafarers (bukan Sailor, bukan Seaman).

Dalam menentukan tingkat jabatan Pelaut dengan dasar peran dan tanggung jawabnya sebagai otoritas profesi, maka IMO membagi tingkatan SEAFARERS dalam 3 tingkatan sesuai KEAHLIAN dan KETERAMPILAN yang dibekali sebagai standard dalam STCW.
Tingkatan itu adalah sebagai berikut:
  1. Managerial level – Harus memiliki COC tertinggi (Advance) (ATT1/ANT1) + COP
  2. Operational level – Harus memiliki COC basic (ANT3/ATT3) dan intermediate (ANT2/ATT2)+ COP
  3. Support level – harus memiliki COP saja.
Perlu difahami bahwa terminologi pembakuan dalam IMO sebagai bahasa maritime agar jangan dicampur adukan dengan pemahaman terminologi bidang yang diluar maritime. Karena bisa saja pengertian dan pemahamannya sangat berbeda.

II.          Kecakapan Pelaut (Seamanship)

Kecakapan pelaut (Seamanship) modal dasarnya adalah harus memiliki:

  1. Knowledge = Ilmu pengetahuan (dengan dasar pendidikan untuk level Managerial & Operational) untuk mendapatkan Certificate of Competency (COC), sebagai pembakuan terminologi dalam konvensi IMO.
  2. Skill = Keterampilan ( dengan dasar pelatihan untuk level Support ) untuk mendapatkan Certificate of Proficiency (COP), sebagai pembakuan terminologi dalam konvensi IMO.
  3. Sikap = Attitude, Terkait etika profesi yang berkennaan dengan perilaku dan sikap  
Aspek-aspek yang  harus mencakup Kecakapan Pelaut terkait akan hal-hal dibawah ini antara lain:
  1. Operational (Kapal dan pendukungnya) > terkait ketaatan implementasi ISM Code.
  2. Navigation (Domestik & Internasional) > Terkait P2TL, Peta Navigasi, Publikasi Navigasi Internasional, IALA System, dan lainnya.
  3. Management (Tehnis dan non-tehnis)  > Penguasaan implementasi lapangan antara teori dan praktik
  4. Komunikasi (Internasional) > Minimal terkait GMDSS & Standard Marine Communication & Phrases.
  5. HSES (Health, Safety, Environment, Security, Relationship) > Terkait STCW, SOLAS, ISM, ISPS, MARPOL.
  6. Perawatan kapal > Ilmu Nautis & Ilmu Tehnika (Engineering)
  7. Human relationship (HR) > terkait MLC 2006.
Jadi, pemahaman aspek-aspek Kecakapan Pelaut (Seamanship) yang definitif itu cakupannya sangat luas dan sulit untuk bisa di utarakan hanya dalam satu rangkai kalimat. Namun  bila kita mendefinisikan, maka dibawah ini adalah uraian lanjutannya. 

III.      Pemahaman Kecakapan Pelaut yang Baik (= Good seamanship)

Jadi, apakah yang dimaksud dengan Kecakapan Pelaut Yang Baik (Good Seamanship)?

“Kecakapan Pelaut Yang Baik adalah: Sikap mental yang penuh tanggung jawab moral sebagai seorang profesi Lex Specialist yang bekerja di atas kapal dengan perilaku etika kompeten tingkat AHLI dan TERAMPIL sebagai Pelaut”

Definisi diatas tentunya berlaku bagi profesi Seluruh Pelaut Dunia yang memiliki sikap moralitas tinggi bertanggung jawab atas keselamatan Jiwa Manusia sebagai objek utama yang tidak bisa tergantikan.

Untuk Indonesia,kelemahan utama dari profesi Pelaut adalah :
  1. Bahwa sampai saat ini belum adanya KODE ETIK PROFESI yang disepakati baik tingkat Nasional dan Internasional.. Namun IKPPNI sebagai organisasi profesi Perwira Pelayaran Niaga telah merintis dan memberlakukan bagi para anggotanya.
  2. Belum adanya keinginan pemerintah melahirkan Undang-undang Perlindungan Profesi Perwira Pelayaran Niaga yang jelas, sebagai instrumen hukum perlindungan sebagai bagian dari pelaku profesi.(jan)


IKPPNI
Jakarta Garden City,Rukan Avenue F 8-153
Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Timur 13910