![]() |
Ilustrasi kapal PELNI |
Jakarta, eMaritim.com - PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)-Pelni medapat penugasan untuk mengoperasikan 2 armada kapal ternak dari pemerintah. Kapal ternak merupakan bagian dari kapal tol laut untuk memperlancar distribusi ternak antar pulau di Nusantara untuk meningkatkan kesejahteraan peternak sekaligus mendukung swasebada daging nasional.
Pemerintah telah membangun kapal ternak, 2 kapal yang dioperasikan PT. Pelni (Persero) yaitu KM. Camara Nusantara 1 dan KM. Camara Nusantara 3, untuk melayani angkutan ternak dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) ke DKI Jakarta dan Bengkulu. KM. Camara Nusantara 3 merupakan kapal baru, saat ini kapal dalam pelayaran perdana dari Kupang, NTT menuju Tanjung Priok, Jakarta.
Corporate Secretary PT. Pelni (Persero) Ridwan Mandaliko mengatakan KM. Camara Nusantara 1 telah berangkat Sabtu (5/5) akan tiba di Jakarta Kamis (10/5) pukul 11.00. KM. Camara Nusantara 3, juga sudah berangkat dari NTT Minggu (6/5) dan akan tiba di Tanjung Priok Kamis (10/5) pukul 08.30. “Kapal akan datang hampir bersamaan Kamis (10/5). Rencananya kapal akan sandar di Dermaga 107, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, terang Ridwan.
KM. Camara Nusantara 1 merupakan kapal ternak pertama di Indonesia yang dibangun pemerintah dan pengoperasianya dipercayakan kepada Pelni. Kapal ini sudah berjalan 2 tahun. Sedangkan KM. Camara Nusantara 3 merupakan kapal baru yang dibangun pemerintah dan pengoperasinya juga dipercayakan kepada PT. Pelni (Persero). Kapasitas KM. Camara Nusantara 3 sama dengan KM. Camara Nusantara 1, masing-masing 500 ekor sapi, kata Ridwan.
KM. Camara Nusantara 1 telah berangkat dari NTT, membawa 359 sapi dari Kupang. Kapal akan singgah untuk membawa 141 ternak dari Waingapu (NTB) dan kapal langsung menuju ke Tanjung Priok membawa 500 ekor sapi. Sedangkan KM. Camara Nusantara 3, telah berangkat dari NTT pada Minggu (6/5) membawa 500 sapi seluruhnya dari NTT. Kapal akan tiba bersamaan membawa 1.000 ekor sapi dengan 2 kapal, tutup Ridwan.
Dengan dilayani 2 kapal ternak dengan kapasitas masing-masing kapal 500 ekor, maka suplai sapi hidup dari NTT dan NTB ke DKI Jakarta meningkat dari 1.000 ekor per bulan menjadi 2.000 ekor. Tambahan 1 kapal meningkatkan kapasitas suplai 1.000 sapi, sebulan bisa 2.000 ekor, tutup Ridwan. (*)