Day of Seafarers 2018, Antara Harapan dan Kekecewaan -->

Iklan Semua Halaman

Day of Seafarers 2018, Antara Harapan dan Kekecewaan

25 Juni 2018
eMaritim.com, 25 Juni 2018


Hari peluat sedunia atau Day of Seafarers tahun 2018 mengambil tema Seafarers Well-being yang diperingati di seluruh dunia. Berikut adalah tanggapan dan harapan beberapa ketua ikatan pelaut di Indonesia untuk Hari Pelaut sedunia yang jatuh pada hari ini 25 Juni 2018.

Riyadi , Ketua Umum Ikatan Pelaut Semarang;
"Saya berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan pelaut, karena masih ada pelaut di dalam negeri yang di gaji di bawah UMR, itu tidak sebanding dengan biaya sekolah dan sertifikat yang tinggi, serta resiko yang di hadapi di laut, masih banyak Oiler dan Jurumudi yang digaji 2 juta sebulan"

Amrullah, Ketua Kesatuan Pelaut Samarinda;
Untuk Kami di Samarinda, pada hari pelaut sedunia kami melaksanakan :
1. Membersihkan kapal masing-masing
2. Memeriksa seluruh alat keselamatan dikapal masing-masing dan membuat laporan kepada perusahaan pelayaran.

Untuk perayaan yang bersifat happy-happy menurut saya kurang pantas kita lakukan, mengingat hingga detik ini nasib kita sebagai pelaut di negeri ini benar-benar belum merdeka.

Untuk hari Pelaut sedunia coba kita ulas tentang pendidikan yang diberikan kepada para pelaut khususnya pendidikan tentang sertifikat penunjang. Sepanjang tahun 2017 kemarin kita banyak sekali membaca berita atau melihat di TV kecelakaan yang terjadi yang mengakibatkan korban jiwa mulai dari pelaut yang meninggal akibat masuk kedalam tangki, kapal kebakaran akibat pengelasan dan lainnya. Padahal jika para pelaut memahami isi materi yang diberikan pada saat mengambil sertifikat hal-hal seperti ini bisa dihindari. Balai pendidikan seharusnya ikut bertanggung jawab tetapi kenyataannya dimana-mana balai pendidikan seakan tidak perduli peserta pendidikannya paham atau tidak, yang penting pembayaran sertifikasi lunas maka urusan beres.

Muhammad Hartono, Kesatuan Pelaut Jambi;
Harapan kami di hari Pelaut Sedunia ini agar PKL yang saat ini di gunakan di revisi, untuk lebih balance, karena di dalamnya banyak hak-hak pelaut yang di hilangkan.
Selanjutnya mohon KSOP, AIRUD, AL dan insan Perhubungan di Jakarta untuk bekerja dengan hati untuk kami pelaut ini.

Capt.Suarniati, Ketua Indonesian Female Mariner;
"Tidak ada yang perlu dirayakan di hari pelaut sedunia pada hari ini, dimana masih banyak sekali terjadi carut marut dalam dunia pelayaran Indonesia baik dari sisi kemampuan SDM, ketegasan pihak regulator juga bagi pihak perusahaan pelayaran.

Perayaan seperti apa yang diharapkan, share foto atau video?
Bukankah ini sangat miris dan terkesan aneh jika hal ini kita lakukan ditengah-tengah kejadian musibah dalam dunia pelayaran yang pada tahun 2018 berapa kali sudah kita lihat terjadi?

Kita paling senang melupakan kesalahan dan saling menyalahkan, sangat sedikit kesadaran yang kita miliki untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

Tidak banyak kegembiraan yang tampak dari komentar-komentar diatas, menggambarkan keadaan sebenarnya kondisi pelaut Indonesia. Baik yang bekerja didalam negeri maupun yang bekerja diluar negeri, umumnya saat ini sedang menghadapi krisis dunia pelayaran secara global. Semoga keadaan membaik dan pelaut Indonesia kembali berjaya di samudra-samudra seluruh dunia.(jan)