KomentareMaritim.com, 23 Agustus 2018
Satu lagi mantan nakhoda kapal yang mendedikasikan hidupnya untuk membenahi maritim Indonesia. Dialah Capt R. Jumadi M. Mar, Calon Legsilatif DPR RI daerah pemilihan V (lima) Jawa Barat dari Partai Bulan Bintang.
Seperti komitmen eMaritim.com selama ini untuk bebas dari arena politik praktis, yang ditampilkan disini adalah profil dari individu yang bersangkutan. Dan individu yang ditampilkan yang selama ini sudah terekam jejak kariernya di dunia kemaritiman.
Dalam komunikasi langsung dengan eMaritim lewat media whattsap belum lama ini, Capt R Jumadi menyampaikan; "Kita tidak bisa memakai tangan orang lain untuk membenahi maritim. Jalan itu sudah dibukakan, dan saya sudah mendapat fasilitas menuju kesana".
Dirinya juga menjelaskan; "Untuk proses ini saya tidak dibebankan biaya yang besar, hanya mengurus semua persyaratan, legalisir semua Ijazah, SKCK, MCU, dan urusan administrasi lainnya.
Mantan nakhoda yang terkenal relijius dan menggemari olahraga tenis meja ini menambahkan;
"Salah satu pengorbanan saya adalah waktu dan keluarga. Saya harus meninggalkan lahan laut tempat saya mencari nafkah.
Dalam beberapa kesempatan, Capt Jumadi juga sering menulis dan menjadi pengamat dunia kemaritiman, sebuah dunia yang sudah menjadi bagian hidupnya semenjak tahun 1984 saat dirinya memutuskan untuk bersekolah di Akademi Ilmu Pelayaran (saat ini bernama STIP).
Sudah saatnya dunia kemaritiman Indonesia diisi oleh anak kandungnya sendiri, karena sejauh ini masih lebih banyak politisi yang mendadak menjadi ahli maritim hanya karena pemerintah memiliki program Tol Laut dan Poros Maritim. Majulah Captain ! (jan)
Satu lagi mantan nakhoda kapal yang mendedikasikan hidupnya untuk membenahi maritim Indonesia. Dialah Capt R. Jumadi M. Mar, Calon Legsilatif DPR RI daerah pemilihan V (lima) Jawa Barat dari Partai Bulan Bintang.
Dalam komunikasi langsung dengan eMaritim lewat media whattsap belum lama ini, Capt R Jumadi menyampaikan; "Kita tidak bisa memakai tangan orang lain untuk membenahi maritim. Jalan itu sudah dibukakan, dan saya sudah mendapat fasilitas menuju kesana".
Dirinya juga menjelaskan; "Untuk proses ini saya tidak dibebankan biaya yang besar, hanya mengurus semua persyaratan, legalisir semua Ijazah, SKCK, MCU, dan urusan administrasi lainnya.
Mantan nakhoda yang terkenal relijius dan menggemari olahraga tenis meja ini menambahkan;
"Salah satu pengorbanan saya adalah waktu dan keluarga. Saya harus meninggalkan lahan laut tempat saya mencari nafkah.
Dalam beberapa kesempatan, Capt Jumadi juga sering menulis dan menjadi pengamat dunia kemaritiman, sebuah dunia yang sudah menjadi bagian hidupnya semenjak tahun 1984 saat dirinya memutuskan untuk bersekolah di Akademi Ilmu Pelayaran (saat ini bernama STIP).
Sudah saatnya dunia kemaritiman Indonesia diisi oleh anak kandungnya sendiri, karena sejauh ini masih lebih banyak politisi yang mendadak menjadi ahli maritim hanya karena pemerintah memiliki program Tol Laut dan Poros Maritim. Majulah Captain ! (jan)
