Jakarta, eMaritim.com - Mengingat masa lalu ketika kita menjadi
Engineer dikapal dimana untuk menghitung pemakaian bahan bakar mesin induk
maupun mesin bantu digunakan flowmeter yang sudah dikalibrasi, dimana fungsi
flowmeter adalah alat ukur untuk mengetahui jumlah pemakaian bahan bakar minyak
(BBM) dengan cara BBM dilewatkan pada flowmeter tersebut dan akan didapat
pemakaian liter perjam atau liter perhari.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahan bakar MFO
yang melewati flowmeter mempunyai panas sampai 90 derajat celcius karena tangki
harian MFO 180 cs dipanaskan sampai 90 derajat celsius, akibatnya specific
grafity nya naik sehingga volume minyak mengembang dan yang lewat flowmeter
volume menjadi lebih dari semestinya
Dengan acuan hitungan memakai flowmeter,
pemakaian BBM mesin selalu lebih banyak/over. Apa yang sebenarnya terjadi
ketika dihitung melalui flowmeter ?
Sebagai contoh kapal yang diteliti pada
tahun 2014 adalah kapal 13.960 GRT, Mesin Induk YICHANG MAN B&W 4900 KW dengan operasi selama setahun berlayar hanya
130.77 hari berlayar memerlukan bahan bakar MFO 180 cs dengan specific grafity
0.9601, suhu BBM 90 derajat celsius apabila dihitung dengan memakai flowmeter
maka pemakaian bahan bakar minyaknya
akan mengalami kelebihan/over.
Dimana saat kita menghitung ROB (Remaining
On Board) atau sisa BBM diatas kapal saat dipelabuhan atau dilaut kita gunakan
koreksi trim, helling dan temperatur bahan bakar yang berada didalam tangki
double bottom, tapi saat kita menghitung
bahan bakar yang lewat flowmeter kita tidak lakukan koreksi temperatur dan
mengabaikannya.
Atas hal tersebut
volume yang lewat pada flowmeter harus dikoreksi pada temperatur 15 derajat
celcius sesuai hitungan bahan bakar minyak dengan memakai buku tabel ASTM – IP,
karena flowmeter didisign tidak menghitung untuk mengkoreksi temperatur.
Contoh perhitungan :
Bahan bakar minyak yang
lewat flowmeter pada temperatur 90 derajat celsius didapat hitungan pemakaian 1.734,56 MT/Tahun dan
Diketahui bahan bakar MFO kapal yang diteliti memiliki viskositas 180 cSt
dengan specific grafity 0,9601 distandarkan ke densitas 15 derajat C, dari Tabel 21 (ASTM–IP, 1965) diperoleh
koreksi dengan nilai standar densitas 15 derajat C sebesar 0,9594 dan dikoreksi kembali pada Tabel 54 (ASTM–IP, 1965) didapat
koreksi sebesar 0,9501.
Data konsumsi bahan bahan yang melalui
flowmeter pada selama setahun 130.77 hari berlayar dengan pemakaian BBM melalui
flowmeter sebesar 1.734,56 MT/Tahun, dilakukan koreksi dengan ASTM-IP sebesar
0,9501 X 1.734,56 MT = 1.648,01 MT.
Konsumsi MFO pada kapal
sebelum dan sesudah dikoreksi
No
|
Vessel NN
|
2014
|
MFO Consumpt (MT/Year)
|
Difference consumption (A – B)
MT/Year
|
|
Actual Consumption M/E
|
|||||
NO
CORRECTION (A)
|
WITH
CORRECTION (B)
|
||||
|
|
TOTAL
|
1,734.56
|
1,648.01
|
86.55
|
.Jadi kelebihan/over 86.55 MT/Tahun dalam 130.77 hari berlayar/Tahun
dan apabila dijadikan dalam nilai uang maka senilai Rp. 86.55 MT X Rp. 9.500.000,-
= Rp. 822.225.000,-/Tahun.
Catatan : 1. Harga MFO 180 cs pada
Pebruari 2017 Rp. 9.500.000/MT – harga FOB.
2, Apabila kapal yang dijelaskan pertahunnya
berlayar 250 hari
maka kelebihannya sangat besar sekali, senilai
(250 : 130.77) X
Rp. 822.225.000,- = Rp. 1.571.890.000,-/Tahun
3. Apabila perusahaan memiliki 10 kapal yang
sejenis maka dalam setahun
pemakaian BBM yang tidak dikontrol dapat
mencapai Rp.15 M
4.
Semakin besarnya power mesin maka semakin banyak pemakaian BBM dan
akan besar koreksi yang terjadi.
Beberapa kapal mengembalikan kelebihan/over bahan bakar
tersebut dengan melakukan koreksi ROB perminggu atau perbulan, namun beberapa
kapal menganggap kelebihan tersebut adalah milik crew kapal dan dijual
sembunyi-sembunyi, perilaku yang tidak jujur ini yang akan merugikan perusahaan
secara bertahap (Gradualy Self Destroyer) karena kita semua mengetahui bahwa
biaya Bahan Bakar Minyak adalah 70% dari biaya operasi kapal.
Saran :
- Superintendent agar menyampaikan
kepada crew cara menghitung yang benar untuk bahan bakar minyak dikapal.
- Superintendent agar
menjelaskan seberapa besar kerugian perusahaan apabila bahan bakar minyak
yang lebih tidak dikembalikan atau dilaporkan
- Superintendent agar melihat
speksifikasi teknis dari flowmeter yang ada, apakah harus dikoreksi
kembali hitungannya dengan koreksi temperatur.
- Menjual BBM ilegal apabila
bermasalah dengan pihak berwajib akan membuat perusahaan akan bermasalah
besar dan pucuk pimpinan akan diminta pertanggung jawabannya kepada pihak
berwajib dengan tuduhan setingkat subversi.
Penulis: Bambang Wahyudi M.Mar.Eng