Semangat 53 Tahun Yang Tidak Pernah Padam. CAAIP Angkatan 12. -->

Iklan Semua Halaman

Semangat 53 Tahun Yang Tidak Pernah Padam. CAAIP Angkatan 12.

27 Agustus 2018
eMaritim.com, 26 Agustus 2018


Bersahabat selama 53 tahun bukan berarti selalu melewati waktu bersama sama sepanjang masa, tapi sepanjang masa memiliki kebersamaan rasa seakan mereka hidup selalu bersama.

Menghadiri reuni alumni Akademi Ilmu Pelayaran angkatan 12 yang dilaksanakan tanggal 25 Agustus 2018 di Jakarta, seakan seperti melewati lorong waktu yang sangat panjang. eMaritim.com yang diundang menghadiri acara tersebut seperti terbawa ke tahun 1965 disaat 165 orang pemuda dan pemudi lulusan SMA seluruh Indonesia mendaftar disekolah pelayaran bernama Akademi Ilmu Pelayaran yang beralamat di jalan Gunung Sahari.

Ada 16 orang wanita diantara mereka semua, dan yang paling iconic adalah nama Entin Kartini yang kemudian menjadi nakhoda wanita pertama di Republik ini. Tahun 1965 emansipasi di dunia pelayaran Indonesia sudah sedemikian baiknya, masa dimana negara diguncang pemberontakan G30S PKI.

Dalam wawancara dengan ketua Ikatan Alumni AIP Angkatan 12 Capt.Syariful Lubis M.Mar.MNI di perhelatan tersebut dikatakan; "Kami semua masuk AIP di tahun 1965 dimana sekolah pada masa itu gratis dan bahkan kami dapat uang saku dari negara. Masa-masa sulit perpolitikan negara berimbas kepada dunia pendidikan, sekolah yang semestinya hanya 3 tahun akhirnya sampai ada yang baru lulus di tahun 1971 bareng adik-adik kelas".

Capt.Syariful yang sekarang ini menjabat sebagai Ketua Indonesian Branch Nautical Institute yang berpusat di London dan juga aktif di beberapa badan Independent Surveyor menambahkan; "Tahun 60an dunia pelayaran Indonesia mengalami masa kejayaannya, dimana saat itu banyak kapal-kapal berbendera Indonesia berlayar ke seantero dunia, tidak cuma Djasagetri (Djakarta Lloyd, Samudra Indonesia, Gesuri Lloyd dan Trikora Lloyd), kapal Pertamina pun ada yang berlayar sampai Amerika. Bahkan hampir semua memiliki kantor cabang di negara-negara Eropa, Amerika, Jepang dan Australia. Saat itu pelayaran ke Singapura masih dianggap home trade. Menjadi Perwira Pelayaran Niaga Indonesia adalah profesi yang membanggakan, dimasa itu dunia kepelautan Indonesia hebat".

Dari pengamatan eMaritim.com di acara tersebut, tampak beberapa wajah yang sangat familiar untuk dunia pelayaran Indonesia diantaranya tampak Bapak Masli Mulia Presiden Direktur dari Samudra Indonesia, Capt.Albert Lapian Direktur Sekolah Pelayaran Stimart AMI yang pernah menjabat Direktur KPLP Ditjen Hubla, Capt Jojor Siahaan M.Mar seorang Marine Offshore Specialist yang sangat senior dan tentunya sang primadona, Capt Entin Kartini.

Sebagai penutup, Capt Syariful mengatakan; "Dulu Indonesia punya Menteri Maritim, tapi beda dengan Menko Maritim yang sekarang, sayangnya itu tidak berlangsung lama dan akhirnya dilebur kedalam Kementerian Perhubungan. Setelah itu Jabatan Dirjen Hubla jadi semacam rebutan. Dirjen Hubla pertama kali dijabat oleh Perwira Pelayaran Niaga pada 2011, junior kami  Bapak Leon Muhammad".

Di usai rata-rata 72 - 75 tahun, mereka semua masih tampak bersemangat dan tetap optimis Indonesia bisa kembali berjaya di dunia pelayaran. Tetap semangat senior-senior !!(zah)