Ilustrasi | Istimewa |
Eddy K Logam, ketua umum Iperindo mengatakan bahwa penguatan
Industri galangan kapal adalah hal yang mutlak dan harus dilakukan jika kita
mau menjadi Poros Maritim Dunia.
Selama ini, masih dia, kita sudah terlena menjadi pasar Industri Maritim negara lain,
selama kurun waktu 2006 sampai dengan 2018, Indonesia hampir mengimport 10,000
unit kapal dengan perkiraan nilai sekitar 100 trilliun rupiah.
Korea, Jepang, dan Tiongkok saat ini tengah menjadi negara
kompetitor importir kapal dengan tawaran harga yang sangat menarik dengan skema
pembayaran yang sangat mudah. Negara negara tersebut mendukung Industri Maritim
mereka dengan sepenuh hati, perbankan memberikan pembiayaan dengan suku bunga
rendah, Negara memberikan insentif untuk setiap kapal yang di ekspor dan
cluster cluster maritim dibangun untuk menciptakan effisiensi dalam pembangunan
kapal.
“Lihat bagaimana Industri Maritim di Korea dan Tiongkok
berkembang pesat, bahkan ada kota kota yang tumbuh karena industri galangan
kapal mempekerjakan puluhan ribu karyawan,” ungkapnya.
Mirisnya, tambah ia, kita sebagai Negara kepulauan terbesar
di dunia yang memiliki cita cita menjadi Poros maritim dunia , masih belum
melihat Industri Maritim sebagai suatu Industri yang perlu diperhatikan,
didorong dan memiliki potensi untuk menjadi industri unggulan.
Saat ini berbagai kemudahan diberikan untuk import kapal
secara utuh seperti pembebasan bea masuk dan PPN, namun untuk membangun kapal
didalam Negeri di Industri galangan dibebani dengan PPN, Bea Masuk, larangan
terbatas untuk komponen tertentu dan suku bunga pinjaman yang hampir 3 kali
lipat dibandingkan dengan Tiongkok.
Menurutnya Indonesia harus sadar bahwa negara ini akan tetap
membutuhkan kapal untuk menyatukan negeri ini, “kita akan tetap butuh kapal
untuk meningkatkan perdagangan antar pulau, kita akan tetap butuh kapal untuk
menuai hasil laut yang demikian kaya dan luas ini, kita akan butuh kapal untuk
memajukan pariwisata di Negeri ini,” katanya.
Dia menambahkan bahwa betapa alangkah indahnya jika Industri
Maritim bisa bertumbuh, semakin banyak kapal yang dibangun didalam Negeri,
local content semakin meningkat dan satu hari nanti kita benar benar bisa mampu
memenuhi semua kebutuhan kapal di Indonesia.
"Bahkan bukan mustahil bagi
Indonesia menjadi basis produksi kapal dan komponennya, sehingga bukan pelarian
devisa yang terjadi namun Industri Maritim menjadi penghasil devisa karena
kapal kapal buatan Indonesia diekapor kemanca negara.," tuturnya. (hp)