Pelindo II Resmikan Direct Call, Akankah Sama Seperti Pelindo IV? -->

Iklan Semua Halaman

Pelindo II Resmikan Direct Call, Akankah Sama Seperti Pelindo IV?

20 Februari 2019
Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Jakarta, eMaritim.com  – PT Pelindo II (IPC) telah meresmikan rute baru pelayaran internasional (direct call), yang bisa langsung menuju Jakarta tanpa harus transit di Singapura, hal ini diyakini dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia.  Apakah Benar? Mari simak penjelasannya

Direktur Utama Pelindo II, Elvyn Masassya menyampaikan bahwa dengan adanya direct call maka nilai ekspor Indonesia bisa meningkat. Hal tersebut terjadi karena berkurangnya biaya logistik.
Elvyn meyakini bahwa dengan dilakukannya direct call nilai ekspor nasional bisa tumbuh,  hal ini karena cost logistic nantinya akan turun. “ Inilah hasil transformasi pelabuhan kita dengan maksimalkan direct call," jelas Elvyn, di, Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Elvyn, biaya logistik pelayaran turun sebesar 20% atau tepatnya kini hanya US$ 300 per kontainer, karena ada direct call. Selain itu waktu pelayaran pun bisa jadi efisien."Cost logistic-nya jadi 20% lebih hemat, jadi saving US$ 300/kontainer. Lalu perjalanan yang harusnya 31 hari kini cuma 21 hari," ungkap Elvyn.

Elvyn menambahkan dengan adanya direct call yang memudahkan dan memurahkan arus pelayaran internasional masuk ke Indonesia, dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia.

"Ini (direct call) juga meningkatkan hasil ekspor kita, tercatat nilai ekspor kita jadi meningkat sebesar 6,7% pada tahun 2018," jelas Elvyn.

Sebelumnya, Elvyn menjelaskan bahwa kini ada empat rute direct call yang dibuka di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

"Dulu Tanjung Priok-LA saja, sekarang Tanjung Priok-Intra Asia, Tanjung Priok-Eropa, dan Tanjung Priok-Australia," kata Elvyn.

Direct Call dari Balikpapan ke Luar Negeri Hanya Bertahan 2 Trip

Nasib program yang diunggulkan Pelindo IV berupa pelayaran  Direct Call  dari pelabuhan Balikpapan ke Asia Timur hanya bertahan 2 trip saja. Saat ini sudah tidak ada lagi pembicaraan ataupun pemberitaan mengenai kelanjutan program tersebut.

Pelabuhan KKT ( Kariangau Kontainer Terminal ) yang digadang gadang akan mampu melakukan kegiatan ekspor langsung ke negara-negara Asia, kini tidak lebih banyak kegiatan kontainernya jika dibandingkan dengan tetangga dekatnya, pelabuhan Samarinda.

Seperti proyek Ferry Bitung - Davao yang rontok setelah 1 trip saja, kegiatan direct call dari pelabuhan Balikpapan pernah diprediksi eMaritim.com hanya sebagai strategi dagang perusahaan pelayaran asal negara Asia Timur dalam menyiasati kerasnya bisnis kontainer di Singapura.

Rontoknya rute direct call ini sekaligus membuktikan bahwa pakem Ship Follows The Trade tetap berlaku di dunia pelayaran, tanpa muatan ( trade ) pelayaran tidak akan mampu bertahan lama. Dunia pelayaran nasional sempat mencemaskan kegiatan direct call dari beberapa pelabuhan Indonesia akan mengganggu Azaz Cabotage yang sudah berlangsung baik dalam melayani kegiatan angkutan barang di dalam negeri.

Alih alih dicemaskan akan memberikan dampak negatif terhadap dunia pelayaran nasional, program unggulan Pelindo IV tersebut sudah harus mati di trip ke dua saja. (*/zah/hp)