Jakarta, eMaritim.com – Penumpang kapal PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) -
PELNI di awal 2019 ini mengalami
kenaikan rata-rata 21 persen.
Pada Januari 2018, jumlah pengguna kapal PELNI sebanyak
343.965 pelanggan dan saat ini Januari 2019 menjadi 414.649 pelanggan atau naik
21 persen.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Ridwan
Mandaliko, Kamis (14/2/2019) mengatakan, peningkatan jumlah pelanggan sebanyak
21 persen cukup menggembirakan.
Ridwan mengatakan, kenaikan jumlah pelanggan didasari
beberapa hal, di antaranya tingkat pelayanan yang makin membaik, kemudahan
memperoleh tiket yang bisa diakses dengan HP, cara pembayaran dengan kartu debet dan kebijakan free bagasi
hingga 50 kg untuk setiap penumpang.
Berdasarkan data, kenaikan terjadi pada rute Jakarta-Medan,
Jakarta-Makasar dan Jakarta-Ambon untuk rute jarak jauh. Sedangkan untuk rute
pendek terjadi kenaikan pada ruas Makasar-Baubau, Makasar-Ambon, Batam-Belawan,
dan Ambon-Bandaneira.
Dari sisi waktu, pelanggan memilih tanggal tanggal 4 hingga
19 Januari 2019 dan pada akhir bulan. Penumpang dengan rute tersebut naik
rata-rata antara 5000 hingga 6000 orang per hari.
“Kenaikan jumlah
penumpang menunjukkan PELNI masih menjadi alternatif transportasi, meskipun
sudah ada akses via udara, kapal PELNI masih dibutuhkan dan menjadi
pilihan masyarakat”, ungkap Ridwan.
PELNI saat ini mengoperasikan 26 kapal trayek nusantara atau
kapal jarak jauh ke berbagai rute dengan kapal tipe 3000 pax 1 unit, tipe 2000
pax 9 unit dan tipe 3in1 yang dapat mengangkut orang, kendaraan dan kontainer 2
unit, 1 kapal Roro, 1 kapal Fery Cepat dan 46 kapal perintis. “Kapal perintis
untuk menghubungkan daerah maju ke daerah terpencil tertinggal, terdepan dan
perbatasan (T3P)”, tuturnya.
Seperti diketahui kenaikan tarif dan batas bagasi yang dilakukan pada maskapai penerbangan membuat beberapa penerbangan sepi penumpang, sehiingga transportasi laut, darat, maupun kereta api menjadi pilihan masyarakat saat ini untuk jarak jauh. (*/hp)