Jakarta, eMaritim.com – Pelindo III telah merampungkan
pelabuhan Benoa Bali untuk dilintasi kapal pesiar dengan panjang lebih dari 350
meter, pengerukan dan pendalaman alur dari minus 9 Meter LWS (low water
spring/rata-rata muka air laut) menjadi minus 12 Meter LWS.
Dengan begitu, Direktur Teknik Pelindo III Joko Noerhudha
menyampaikan kini memungkinkan kapal pesiar dengan Length of All (LOA) ukuran
panjang lebih dari 350 Meter untuk sandar di demaga, di mana sebelumnya hanya
bisa berlabuh di luar pelabuhan.
“Dengan adanya revitalisasi tersebut, tentunya akan menambah
minat kedatangan kapal pesiar karena dari sisi keamanan dan kenyamanan akan
terjamin,” katanya.
Saat ini kolam di dermaga timur, selatan, kolam di curah
cair dan gas telah menjadi minus 12 meter LWS dari sebelumnya antara minus 8
hingga minus 9 meter LWS.
Selain itu turning basin atau area untuk berputar kapal juga
diperlebar sehingga kapal yang memiliki radius putar lebih panjang dapat
melakukan manuver dengan aman dari 300 meter sekarang menjadi 420 meter.
Serta lebar di kolam timur dari awal 150 meter sekarang
telah menjadi 200 meter, dan untuk kolam barat dari 150 meter menjadi 330
meter, tambahnya.
Ia bilang serangkaian peningkatan fasilitas pelabuhan
khususnya terkait dengan gedung terminal penumpang, Pelindo III meningkatkan
kapasitas gedung terminal penumpang yang semula hanya berkapasitas 900 orang
akan diperbesar hingga menampung 3.500 orang dalam bangunan seluas 5.600 meter
persegi.
Pembangunan gedung terminal penumpang kapal pesiar di Benoa akan
selesai semester dua tahun 2019, hingga Februari ini, progress pembangunan
fisik bangunan telah mencapai 58%.
“Rampungnya pengerukan kolam dan pendalaman alur, akan
meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar. Bahkan, kapal pesiar tersebut tidak
hanya transit namun pelabuhan Benoa akan menjadihome port cruise, dimana kapal
pesiar berangkat dari Benoa, kemudian berkeliling di Indonesia Timur dan nanti
akan kembali lagi ke Benoa,” ujar Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis
Pelindo III Toto Nugroho Pranatyasto dalam siaran pers, Senin (11/3).
Dengan menjadi home port cruise, sambungnya, akan berdampak
positif bagi perekonomian di Bali karena ini memiliki Multiplier effect cukup
besar. Saat kapal pesiar bersandar di pelabuhan, maka tentunya bisa menghasilkan
nilai ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya
"Turis akan meningkatkan length of stay dan pada
akhirnya mereka lebih banyak berbelanja. Hotel, restaurant, toko-toko souvenir,
kendaraan umum atau sewa juga yang akan menuainya,” imbuhnya seperti dikutip Kontan.co.id.
Selain itu, untuk mendukung pelabuhan benoa menjadi rumah
bagi kapal pesiar tersebut, Pelindo III juga sedang melakukan pengembangan lain
di antaranya penataan kembali zona peruntukan kapal wisata, BBM dan Gas,
perikanan, serta pembangunan terminal internasional dengan melakukan
beautifikasi kawasan pelabuhan dengan sentuhan artistik khas Bali.
Adapun jumlah kunjungan penumpang kapal pesiar pada tahun
2018 tercatat 54.802 orang wisatawan mancanegara, naik 5% dibanding tahun 2017
sebanyak 52.125 orang.
Untuk jumlah kapal pesiar tercatat sebanyak 67 unit kapal
pesiar telah mengunjungi Bali melalui pelabuhan Benoa selama tahun 2018.
“Pelabuhan Benoa sendiri menyumbang sekitar 45% dari total
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara penumpang kapal pesiar yang singgah di
pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo III sebanyak 125.218 orang wisatawan di
tahun 2018, dan dalam waktu dekat, akan kita laksanakan tender pemilihan mitra
strategis untuk pengembangan pelayanan cruise terminal,” tutupnya.(*)