Jakarta, eMaritim.com – Berjalannya program tol laut era
pemerintahan Presiden Joko Widodo cukup dirasakan bagi sejumlah wilayah di
Sulawesi dan Maluku, hal ini mengingat Pemda di wilayah tersebut cukup
kooperatid dalam membantu program tol laut
Menurut Dirjen Perhubungan Laut R. Agus H Purnomo yang
memuji pemerintahan daerah Sulawesi dan Maluku dikarenakan telah memliki andil
dalam kesuksesan program tol laut.
Dukungan Pemda itu, kata Dirjen Agus, telah mempercepat
pertumbuhan perekonomian masyarakat pada
sejumlah wilayah terisolir di
Sulawesi dan Maluku.
“Dengan adanya tiga unit kapal tol laut Kendhaga Nusantara
yang melintasi wilayah Sulawesi, mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Pemda
setempat. Para Bupati satu sama lain mulai memanfaatkan kapal-kapal tersebut
untuk melakukan perdagangan antar Kabupaten,” ujar Dirjen Agus di Saumlaki,
Rabu (27/3/2019)
Begitupun dengan kapal tol laut yang beroperasi di wilayah
Maluku disambut baik oleh jajaran Pemda setempat, termasuk di wilayah Saumlaki,
Kepulauan Tanimbar.
“Pelabuhan Saumlaki yang disinggahi oleh kapal tol laut KM.
Mentari Persada (trayek T-9) memiliki peran penting dalam roda perekonomian
masyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar,” kata Dirjen Agus.
Dirjen Agus menyebutkan, selain kapal tol laut, pelabuhan
yang memiliki total panjang dermaga 240 meter ini juga disinggahi oleh kapal
Pelni yakni KM. Sirimau, KM. Leuser dan KM. Pangrango serta kapal swasta KM.
Meratus.
“Transportasi laut menjadi transportasi utama di wilayah
ini. Oleh karenanya pada tahun 2019 Pemerintah menyelenggarakan angkutan
perintis di mana sebanyak 17 kapal perintis menyinggahi Pelabuhan Saumlaki,
termasuk kapal perintis yang berasal dari Pangkalan Ambon, Tual dan Kupang,”
imbuhnya.
Dia juga meyakini bahwa program tol laut tak akan berjalan
dengan optimal tanpa adanya dukungan, sinergi, dan kolaborasi dari seluruh
pemangku kepentingan terkait, termasuk dari Pemerintah Daerah untuk bersama-sama
mensukseskan program tol laut.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. WIsnu Handoko
juga memandang begitu pentingnya peran Pemda dalam mensukseskan program tol
laut.
“Memang sudah seharusnya Pemda aktif memanfaatkan tol laut,
mulai dengan pengawasan distribusi barang pokok dan penting serta pemantauan
harga, hingga melakukan konsolidasi pengiriman hasil industri daerah guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” jelas Wisnu.
Misalnya kapal tol laut yang melintasi di Teluk Tomini, Sulawesi
Tengah pada awalnya hanya mengangkut beras sebagai komoditi unggulan dari
Parigi Moutong yang dikirim ke Pelabuhan Bitung. Akan tetapi seiring dengan
berjalannya waktu, mulai terlihat adanya muatan balik dari Bitung ke Pelabuhan
Tinombo berupa semen dan air mineral.
“Untuk terus meningkatkan peran tol laut tersebut maka Pemda
Parigi Moutong telah melakukan upaya-upaya serius yaitu dengan melakukan
kerjasama dengan Pemda Bitung melalui Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua
daerah,” kata Wisnu.
Kedua belah pihak sepakat untuk memanfaatkan keberadaan tol
laut sebagai sarana transportasi logistik. Adapun kesepakan tersebut meliputi
kerjasama di bidang perdagangan, pertanian, perkebunan, perikanan dan produk
manufaktur lainnya yang dibutuhkan karena sebenarnya banyak sekali potensi yang
bisa diperdagangkan oleh kedua belah pihak seperti kopra, jagung, ikan tuna,
ikan bandeng dan komoditas lainnya.
Lebih lanjut Wisnu menjelaskan bahwa program tol laut yang
sudah berjalan selama 4 (tahun) ini sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat, di antaranya dapat menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok dan
barang penting di wilayah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan.(*/hp)