KSOP Makassar Bentuk Pokmaswas Perangi Sampah Plastik di Laut -->

Iklan Semua Halaman

KSOP Makassar Bentuk Pokmaswas Perangi Sampah Plastik di Laut

25 April 2019
Makassar, eMaritim.com  -  Aksi massal perangi sampah plastik di laut yang melibatkan 2000 orang, warnai program padat karya  di perairan Makassar Sulawesi Selatan, dengan membentuk satgas  khusus Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).

Kegiatan peduli lingkungan yang dimotori Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar  bersama Lantamal VI Makassar dan Pemda setempat itu diawali dengan pelaksanaan  pelatihan bagi masyarakat sekitar Kanal Pannampu untuk menjadi Pokmaswas pada 28 April 2019.

Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Rahmatullah mengatakan,  pelatihan  ini berlangsung selama empat hari mulai 24 -  27 April 2019 yang diikuti oleh 45 orang sekitar kanal.

Kedepan,  45 orang yang diangkat menjadi Kelompok Masyarakat Pengawas akan bertugas memberikan penyuluhan dan melakukan pengawasan kepada masyarakat sekitar agar tidak membuang sampah ke kanal.

Selanjutnya 45 orang tersebut masing-masing akan mengajak 10 orang untuk bergabung melaksanakan Program Padat Karya Aksi Massal Bersih-Bersih Kanal 284 sepanjang 2,8 kilometer yang akan dimulai dari Al Markaz sampai Trashrack Panammpu pada tanggal 28 April 2019.

Rahmatullah mengatakan bahwa program padat karya bertujuan memberikan edukasi kepada warga masyarakat di sekitar agar tidak membuang sampah ke kanal yang akhirnya akan hanyut dan langsung terbawa ke laut dan bertumpuk di kolam pelabuhan Makassar.

“Program aksi massal yang juga merupakan program padat karya Ditjen Hubla direncanakan melibatkan sekitar dua ribu orang peserta yang terdiri dari masyarakat sekitar, wakil instansi dan para pemangku kepentingan di pelabuhan Makassar serta para taruna akademi pelayaran. Program padat karya ini sejalan dengan visi pelabuhan Makassar yaitu Pelabuhan menuju zero-sampah pada tahun 2021” ujar Rahmatullah.

Rahmatullah juga mengatakan selama ini sampah, khususnya sampah plastik sering dibuang ke kanal Pannampu yang akhirnya akan menuju ke laut dan menjadi perusak bagi ekosistem di laut.

"Sebagai contoh kita sering mendengar dan membaca berita tentang kematian ikan paus yang terdampar di beberapa tempat dan dikarenakan sampah plastik yang termakan oleh ikan paus tersebut," ujar Rahmatullah.(hp)