Manado, eMaritim.com – Guna memantapkan koordinasi dan
kemampuan personil jelang dilaksanakannya kegiatan Latihan Bersama
Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut atau yang dikenal juga sebagai Marine
Pollution Exercise (MARPOLEX) Tahun 2019 di Davao Filipina pada tanggal 1 s.d.
5 Juli 2019 mendatang, Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut
melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard
Indonesia) menggelar acara pemantapan dan latihan kering (Table Top Exercise)
di Swiss-Belhotel Maleosan Manado pada hari ini (24/6) hingga Rabu (26/6).
Membuka acara mewakili Direktur KPLP, Kepala Distrik
Navigasi Kelas I Bitung, Taufik Mansyur, menyampaikan bahwa kegiatan Pemantapan
Rencana Operasi ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mempersiapkan dan
meningkatkan kemampuan unsur, personil, controller dan Delegasi Indonesia dalam
pelaksanaan Regional Marpolex di Davao, Filipina mendatang.
“Penting bagi kita untuk mengetahui peran serta tugas kita
masing-masing supaya kegiatan latihan bersama dengan Filipina dan Jepang nanti
dapat terselenggara dengan baik dan memberikan pelajaran dan manfaat bagi tugas
keseharian kita,” ujar Taufik.
Taufik mengungkapkan, bahwa pada latihan bersama Regional
Marpolex 2019 di Davao Filipina, Indonesia akan mengirimkan 3 (tiga) unit Kapal
Patroli Sea and Coast Guard yang berfungsi sebagai Marine Disaster Prevention
Ship, yaitu KNP. SAROTAMA-P.112 dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP)
Kelas II Tanjung Uban, kapal KNP. GANDIWA-P.118 dari Pangkalan PLP Kelas II
Bitung, dan KNP. KALAWAI-P.117 dari Pangkalan PLP Kelas II Tual.
KNP. SAROTAMA pada latihan bersama, tambah Taufik, akan
berperan dalam operasi penanggulangan tumpahan minyak. KNP. GANDIWA akan
berperan dalam operasi penanggulangan tumpahan minyak dan juga operasi
Pencarian dan Pertolongan, di mana dalam operasi SAR tersebut akan dibantu oleh
BASARNAS sebagai SAR Controller. Sedangkan KNP. KALAWAI akan berperan dalam
operasi Pemadaman Kebakaran.
“Selain itu, Sea and Coast Guard Indonesia juga akan
berperan aktif dalam operasi pembersihan pantai, penilaian kerusakan
lingkungan, serta operasi perhitungan kompensasi ganti rugi akibat pencemaran
tumpahan minyak tersebut dengan melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, SKK Migas, dan PT. Pertamina (Persero),” jelas Taufik.
Sementara itu, Kasubdit Penanggulangan Musibah dan Pekerjaan
Bawah Air, Dit. KPLP Een Nuraini Saidah mengungkapkan bahwa Latihan Bersama
MARPOLEX 2019 ini akan dibuka secara resmi oleh Commander Coast Guard ketiga
negara, Indonesia, Filipina dan Jepang pada tanggal 2 Juli 2019.
“Pada tanggal 2 Juli 2019, Direktur Jenderal Perhubungan
Laut selaku Commander Indonesian Coast Guard bersama dengan Commander
Phillipine Coast Guard dan Commander Japan Coast Guard akan membuka acara,”
tukasnya.
Een menambahkan bahwa MARPOLEX merupakan kegiatan yang
dilaksanakan setiap dua tahun sekali antara Indonesia dan Filipina dengan
menggandeng Jepang sebagai observer.Latihan tahun ini utamanya akan menguji
kemampuan Filipina, Indonesia, dan Jepang dalam bekerjasama menanggulangi
terjadinya musibah tumpahan minyak, dengan mengacu pada perjanjian bilateral
antara Indonesia-Filipina yakni Sulu Sulawesi Oil Spill Response Network Plan
1981 serta ASEAN Regional Oil Spill Contingency Plan yang diadopsi pada Sidang
ASEAN TMM ke-24 bulan November 2018.
Pelatihan ini, lanjut Een dilaksanakan dengan konsep
Real-Situation, yakni pelaksanaan pelatihan dikondisikan sesuai dengan keadaan
pada saat terjadi nyata keadaan darurat tumpahan minyak di laut, baik dari segi
mekanisme prosedur, alur komando, komunikasi, dan penyampaian informasi serta
organisasi operasi.
“Untuk itulah, dengan diselenggarakannya kegiatan pemantapan
dan table top ini, saya harapkan semua pihak dan personil KPLP yang akan
terlibat dalam gelar MARPOLEX 2019 besok dapat menjalankan tugas dengan baik,
menunjukkan keterampilan dan integritas yang tinggi dengan tetap memperhatikan
keselamatan dan keamanan,” imbuhnya.
Adapun pada MARPOLEX 2019 ini, selain 3 unit Kapal Patroli
KPLP yang dikerahkan oleh Indonesian Coast Guard, Phillipine Coast Guard juga akan mengerahkan
4 unit kapal. Sedangkan Japan Coast Guard akan mengerahkan 1 unit pesawat Pesud
Falcon 900. (*/hp)