Singapura, eMaritim.com – Pada acara Maritime and Port
Authority of Singapore (MPA) dalam program Distinguished Visitor Program (DVP),
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo menyampaikan sambutan
pada acara pembukaan/launching the International Safety @ Sea Conference 2019,
Kamis (29/8) di Singapura yang menggaungkan kampanye keselamatan Pelayaran bagi
pelayaran domestik. Tujuan dari kampanye tersebut adalah untuk meningkatkan
kesadaran dan budaya keselamatan bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor
maritim.
Menurutnya, selain rutin melakukan kampanye keselamatan
pelayaran, secara teratur Ditjen Perhubungan Laut memberikan bantuan teknis
kepada pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia, pengadaan proyek percontohan
pelabuhan serta asesmen langsung ke pelabuhan-pelabuhan.
Pemerintah Indonesia juga telah mengkodifikasikan standar
keselamatan semua kapal yang melayani rute domestik sehingga semua kapal yang
berlayar di perairan Indonesia harus mematuhi standar yang ada.
Dari sisi regulasi, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2019 tentang Investigasi Kecelakaan Kapal.
Regulasi ini menggantikan Peraturan Pemerintah sebelumnya dengan adanya
tambahan kode investigasi korban kecelakaan laut terbaru. Hasil dari
investigasi bisa menjadi salah satu bahan untuk, selain dari perkembangan
peraturan keselamatan dunia dan peningkatan teknologi, membentuk budaya
keselamatan yang progresif. Dengan mempertimbangkan temuan investigasi,
pelajaran yang didapat untuk menghindari kecelakaan yang sama dapat dihindari,
dapat dimasukkan di peraturan perundang-undangan, demi perbaikan yang
terus-menerus dalam sistem keselamatan transportasi.
"Untuk mencapai keselamatan pelayaran yang maksimal,
kami harus bekerja keras, menetapkan tujuan dengan jelas, dan menggunakan semua
upaya untuk mewujudkannya," ujar Agus.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen Agus juga menyampaikan
posisi strategis dan peran penting Indonesia di sektor maritim dunia yaitu
berada tepat di sebelah Selatan Singapura di antara Samudra Hindia dan Pasifik
yang merupakan negara kepulauan terbesar, dengan lebih dari tujuh belas ribu
pulau, dengan panjang pantai mencapai 108.000 km (seratus delapan ribu Km), dan
wilayah laut mencapai 290.000 km2 (dua ratus sembilan puluh ribu Km2).
Indonesia merupakan negara dengan wilayah daratan terluas
ke-14 (empat belas) dan memiliki kombinasi wilayah lautan dan daratan ke-7
(tujuh) terluas di dunia yang membujur sekitar 5.000 (lima ribu) Km dari timur
ke barat dan melintang sepanjang 1.760 (seribu tujuh ratus enam puluh) Km dari
utara ke selatan.
Indonesia mempunyai tiga zona waktu dengan perbedaan satu
jam antarzona waktu. Selain itu, dari ujung ke ujung, negara ini memiliki jarak
yang sama dengan jarak dari London ke Moscow. Layaknya sebuah negara yang tujuh
puluh persen dari total wilayahnya adalah laut, sektor pelayaran berkontribusi
besar dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Dengan area yang sedemikian luas dan sumber daya alam serta
laut yang melimpah, alam laut Indonesia dapat menjadi tantangan tersendiri bagi
keselamatan pelayaran di Indonesia. Diketahui bahwa sebagian besar kecelakan
laut yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh alam, diikuti masalah-masalah
teknis serta faktor manusia.
Walaupun jumlah kecelakaan yang terjadi menurun setiap
tahunnya, Pemerintah Indonesia tetap fokus mengurangi jumlah kecelakaan dengan
meningkatkan keselamatan pelayaran di Indonesia.
Khususnya di musim mudik, Indonesia memiliki 2 (dua) masa
kritis yaitu saat perayaan Idul Fitri dan Natal. Pada saat ini, jumlah lalu
lintas penumpang dan barang telah meningkat hingga 2 (dua) kali dari hari-hari
biasa. Pemerintah Indonesia menjamin keamanan semua moda transportasi, termasuk
transportasi laut. Seperti yang terlihat dalam Statistik, jumlah kecelakaan dan
korban jiwa di pada waktu tersebut tercatat minimal.
Pada kesempatan tersebut pula, Dirjen Perhubungan Laut
menyatakan bahwa Indonesia akan mencalonkan diri kembali sebagai anggota Dewan
International Maritime Organization (IMO) untuk Kategori C periode 2019-2020
pada November 2019 mendatang.
"Dengan ini kami mengharapkan dukungan kembali terhadap
pencalonan Indonesia tersebut, dan memperkuat tujuan kita bersama dalam
meningkatkan kontribusi terhadap pengembangan IMO di masa mendatang serta
pengembangan angkutan laut global," kata Dirjen Agus yang disambut tepuk
tangan oleh para peserta International Safety @ Sea Conference 2019.
Dirjen Perhubungan Laut juga mengajak peserta conference
untuk berpartisipasi dalam Cooperation Forum ke-12 yang akan berlangsung di
Semarang, Indonesia mulai tanggal 30 September hingga 1 Oktober 2019.
"Sebagai anggota komunitas maritim internasional, kehadiran
dalam Cooperation Forum ini sangatlah penting bagi keselamatan navigasi serta
perlindungan lingkungan di Selat Malaka dan Singapura," tutup Dirjen Agus.
Sebagai informasi, the International Safety @Sea Conference
2019 merupakan bagian dari acara Kampanye Safety at Sea Week Singapura yang
rutin diselenggarakan setiap tahunnya.
Kampanye Safety at Sea Week Singapura telah diluncurkan pada
tahun 2014, yang berarti tahun ini adalah tahun ke-6 (enam), dan konferensi
kali ini menjadi konferensi ke-4 (empat) yang diadakan sebagai even utama
Safety at Sea Week tahunan di Singapura.
Hadir pada International Safety @Sea Conference 2019 adalah
Senior Minister of State (SMS), Ministry of Transport & Ministry of Health,
Dr. Lam Pin Min, Chief Executive, Maritime and Port Authority of Singapore
(MPA), Ms. Quah Ley Hoon, Executive Director,
European Maritime Safety Agency (EMSA), Ms. Maja Markovcic
dan Chairman, National Maritime
Safety at Sea Council (NMSSC), Prof Richard Lim.