Jakarta, eMaritim.com - Rencana pergeseran alokasi Kementerian ESDM Rp 125 miliar, akan digunakan untuk penambahan 250 titik sumur bor.
Dalam kesempatan yang sama, Komisi VII DPR Rl dan Menteri ESDM
terkait pergeseran alokasi anggaran dari Ditjen Migas Kementerian ESDM Rl
sebesar Rp125 miliar kepada Badan Geologi, Kementerian ESDM pada tahun anggaran
2020 nanti.
Anggaran pembangunan sarana air bersih melalui sumur
bor di Badan Geologi meningkat dari sebelumnya Rp429.080.000.000 menjadi
Rp554.080.000.000.
Pusat Air Tanah Dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi
akan membangun 1.000 sarana air bersih melalui sumur bor untuk masyarakat di
lokasi sulit air di seluruh Indonesia pada tahun 2020.
Pembangunan sarana air bersih melalui sumur bor sebanyak
menjadi 1.000 titik dari sebelumnya 750 titik ini merupakan kesepakatan antara
Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM
Ignasius Jonan.
Program pengadaan sarana air bersih melalui sumur bor untuk
masyarakat telah dilaksanakan Pusat Air Tanah Dan Geologi Tata Lingkungan,
Badan Geologi Kementerian ESDM sejak tahun 2005. Sampai tahun 2018, telah
terbangun sebanyak 2.290 unit sumur bor.
Dengan kapasitas debit air bersih mencapai sekitar 144,4
juta m3/tahun dan dapat melayani kurang lebih 6,6 juta jiwa. Tahun 2019,
Kementerian ESDM akan membangun 650 unit sumur bor di seluruh Indonesia yang
tersebar di 33 provinsi.
Selain menyepakati tambahan alokasi anggaran untuk Badan
Geologi, Komisi VII DPR Rl bersama dengan Menteri ESDM jug mendukung sepenuhnya
pengelolaan air tanah berbasis cekungan air tanah di bawah kewenangan
Kementerian ESDM.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menyambut baik penambahan
alokasi anggaran untuk pembangunan sarana air bersih melalui sumur bor, karena
menurut Jonan pembangunan sumur bor memberikan manfaat langsung kepada
masyarakat dan sangat membantu masyarakat yang kesulitan air.
"Saya sangat mengapresiasi penambahan alokasi anggaran
untuk pembangunan sumur bor dari 750 titik menjadi 1.000 titik, baik sebagai
kepala lembaga maupun sebagai pribadi karena 1 sumur bor itu sebenarnya bisa
melayani sampai 3.000 hingga 4.000 jiwa, tergantung daerahnya masing-masing dan
1 jiwa bisa mendapatkan 60 liter air bersih. Program ini amat sangat membantu
masyarakat," ujar Jonan.
Sarana air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi
masyarakat, karena itu keberadaannya di daerah sulit air merupakan anugerah
besar bagi masyarakat setempat.
"Masyarakat mungkin tidak terlalu masalah jika tidak
ada PJU (penerangan jalan umum), tapi kalau tidak ada air bersih ini merupakan
tantangan yang besar sekali." tuturnya.
"Badan Geologi harus menduplikasi kemampuan untuk bisa
membangun 1.000 titik sumur bor dalam satu tahun," tegas Menteri Jonan.