Jakarta, eMaritim.com - Penugasan Program Kapal Tol Laut
dari Pemerintah kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) - PELNI, pada
hari ini (4/11) telah menginjak usia 4 tahun, sejak diluncurkan pada 4 November
2015 di Tanjung Priok, Jakarta. Awal pelaksanaan program Pemerintah tersebut
direalisasikan dengan mengoperasikan 3 trayek Tol Laut dari Tanjung Priok -
Biak dan Tanjung Perak, Surabaya menuju NTT dan NTB, serta Tanjung Priok –
Natuna.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero), Yahya
Kuncoro mengatakan bahwa selama 4 tahun terlibat dalam penugasan Program Tol
Laut, PELNI melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. “PELNI bangga dapat
menjadi bagian dari Program Tol Laut, sebuah program dari Pemerintah yang
memiliki visi yang sangat mulia bagi masyarakat. Kami sendiri menjalankan
program tersebut mulai dari penugasan 3 trayek di tahun 2015 yang lalu, hingga
bertambah menjadi 6 trayek di tahun 2016, tahun 2017, dan 2018,” ujar Yahya.
Sebagai operator, PELNI tidak bergerak sendiri. Program Tol
Laut tersebut juga melibatkan beberapa BUMN lainnya seperti ASDP, Indonesia
Ferry, dan Djakarta Lloyd, serta perusahaan pelayaran swasta. Selain berkembang
secara rute, Program Tol Laut juga berkembang tidak hanya mengangkut kontainer
saja, tetapi juga megangkut hewan ternak. Terkait hal tersebut, PELNI kembali
diberikan penugasan oleh Pemerintah untuk mengoperasikan KM Camara Nusantara 1
dari Kupang, NTT menuju Tanjung Priok, Jakarta untuk mengangkut hewan (sapi)
sejak 10 November 2015.
“Kapal ternak yang dioperasikan oleh PELNI dengan rute
Kupang-Waingapu-Tanjung Priok-Cirebon-Kupang hingga akhir Oktober 2019 telah
menjalani 14 voyage, dengan total hewan (sapi) yang diangkut sebanyak 6.748
ekor tujuan DKI Jakarta. Tahun 2019 ini, PELNI hanya diberikan penugasan untuk
mengoperasikan 1 kapal,” tambahnya.
Pada tahun 2017, terealisasikan 24 voyage dengan total sapi
yang diangkut sejumlah 11.812 ekor. Sedangkan tahun 2018, PELNI mendapat
penugasan sebanyak 2 kapal yaitu KM Camara Nusantara I dan KM Camara Nusantara
III, di mana KM. Camara Nusantara I telah mengangkut sejumlah 9.247 ekor dengan
20 voyage serta KM Camara Nusantara III yang telah mengangkut 4.977 ekor dengan
11 voyage.
“Selama 4 tahun mengoperasikan kapal ternak, PELNI telah
menjalankan total 84 voyage dengan muatan sebanyak 40.310 ekor sapi dari Kupang
menuju Tanjung Priok untuk kemudian didistribusikan ke wilayah Jabodetabek dan
Bandung.”
Kapal ternak yang ditugaskan kepada PELNI bertujuan untuk
memenuhi supply kebutuhan daging di DKI Jakarta dan wilayah lainnya
(Jabodetabek). “Kebutuhan daging hampir terpusat di wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung dengan konsumsi tertinggi di
Jabodetabek,” tambahnya.
Sebagai gambaran, kebutuhan akan daging di wilayah Jakarta
sebesar 600 hingga 800 sapi per hari. Dari total kebutuhan tersebut, PD
Dharmajaya - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta hanya mampu memasok
350 ekor sapi per bulan atau hanya 30% dari total kebutuhan. Sisanya harus
di-supply dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan NTT, bahkan
impor baik itu dalam bentuk sapi hidup maupun daging segar.
Dengan hadirnya kapal khusus ternak juga membantu menjaga
kualitas hewan ternak. Hal tersebut karena kapal didesain dengan memperhatikan
prinsip animal welfare yang dapat meminimalkan penyusutan bobot ternak sebesar
8-10% dan mengurangi tingkat stress hewan. Berbeda saat hewan ternak diangkut
dengan kapal kargo. Cara muat dan bongkar hewan ternak ke atas kapal dapat
membuat hewan ternak menjadi stress dan mengurangi bobot hewan antara 13-20%.
Hal tersebut merugikan peternak dan pedagang, karena risiko hewan sakit dan
mengurangnya bobot dapat menyebabkan tengkulak akan membeli sapi dengan harga
murah.
Kapal ternak berlayar dengan jadwal yang tetap dan teratur,
sehingga memiliki kepastian waktu bagi peternak untuk mempersiapkan dan
mengirimkan hewan ternak. Kondisi kesehatan hewan juga terjamin sampai ke
pelabuhan tujuan. Untuk meningkatkan distribusi ternak melalui angkutan laut
dan pemenuhan kebutuhan daging di wilayah konsumen, maka pada Tahun Anggaran
2018 Pemerintah telah menyelesaikan 5 kapal baru. Sehingga pada tahun tersebut,
Pemerintah dapat menyelenggarakan 6 (enam) trayek kapal ternak dengan
menggunakan 1 (satu) unit kapal ternak existing dan 5 (lima) unit kapal ternak
baru.