Jakarta, eMaritim.com - Berlanjutnya kepemimpinan Presiden Jokowi masih menjadi pegangan pemerintahan pada program tol laut, bahkan di tahun depan anggaran tersebut naik dan akan ada penambahan trayek dari tahun sebelumnya.
Menurut data yang ada saat ini trayek tol laut nasional sebanyak 20 rute, dan apabila ditahun depan ada penambahan 6 trayek maka tol laut akan menjadi 26 trayek, hal ini juga diperkuat juga dengan peambahan anggaran subsidi tol laut di tahun depan menjadi 436 miliar dari 224 miliar
“Tambahan 6
trayek tersebut, rencananya akan dilelang pada pertengahan bulan November tahun
2019 ini,” kata Capt. Wisnu Handoko kepada para wartawan, di Kantor Kemenhub,
Jumat (1/11) siang.
Sejalan
dengan hal tersebut, subsidi Tol Laut di tahun 2020 meningkat jadi Rp 436
miliar. “Sejak diluncurkan, program ini memang selalu mendapatkan subsidi. Pada
2016, subsidi Tol Laut hanya Rp 218,9 miliar, kemudian tahun berikutnya naik
menjadi Rp 355 miliar. Lalu, di 2018, subsidi Tol Laut menjadi Rp 447,6 miliar.
Namun pada 2019, subsidinya dipangkas menjadi Rp 224 miliar, tahun depan naik
lagi,” kata Wisnu.
Data terbaru
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, rute tol laut saat ini tercatat
20 trayek. Dari jumlah itu, 7 trayek dioperasikan oleh perusahaan BUMN, yaitu 5
trayek oleh PT Pelni Persero dan 2 lainnya oleh PT ASDP Indonesia Fery, sisanya
oleh swasta.
“Untuk trayek yang akan dioperasikan oleh
swasta, akan kami lelangkan secara tidak mengikat pada pertengahan November
2019 ini,” ungkapnya lagi.
Diharapkan
awal tahun depan trayek baru sudah bisa langsung dioperasikan. Sejumlah trayek
yang akan dilelang seperti Boven Digul, Yahukimo dan Mamberamo. Sebenarnya, tol
laut juga sudah masuk ke wilayah Papua, namun kedepan ada tambahan untuk
memasuki ke beberapa wilayah disana.
Selain itu,
Wisnu menyebutkan ada satu tambahan trayek, yaitu jalur Jawa Selatan. Dia
menyebut, akan ada rute dari Cilacap menuju Bali.
“Cilacap itu
kan ada pelabuhan yang baru, sekarang kita masuk ke situ. Nanti dari Cilacap ke
Bali, kemudian ke Pacitan,” jelas Capt. Wisnu menjawab pertanyaan wartawan.
Selama ini,
pelayaran swasta yang menjadi operator tol laut, antara lain Temas Line,
Mentari, dan Pelangi Tunggal Eka.
Mentari
Lines menjadi operator untuk empat trayek yaitu trayek H-2 dengan rute Tanjung
Perak-Wanci-Namlea-Namrole-Tanjung Perak, lalu trayek H-3 yakni Tanjung
Perak-Tenau-Saumlaki-Dobo-Tanjung Perak, juga trayek T-9 dari Tanjung
Perak-Oransbari-Waren-Teba-Ambon-Tanjung Perak serta trayek T-12 untuk rute
Saumlaki-Larat-Teba-Moa-Kisar-Kalabahi-Saumlaki. Namun ditengah jalan, ada rute
yang ditangani pelayaran ini, terpaksa digantikan operator lain.
Sementara
Temas Line akan menjadi operator untuk trayek T-11 yakni Tanjung
Perak-Fakfak-Kaimana-Timika-Agats-Boven Digoel-Tanjung Perak.
Sedangkan
PT. Pelangi Tunggal Ika akan menjadi operator trayek
Tenau-Rote-Sabu-Lamakera-Tenau (T-13) dan
Tenau-Lewoleba-Tabilota-Larantuka-Marapokot-Tenau (T-14).
Data yang
diperoleh Ocean Week dari Perhubungan Laut untuk trayek tol laut 2020, antara
lain Cilacap-Banyuwangi-Pacitan-Banyuwangi-Celukan
Bawang-Banyuwangi-Pacitan-Cilacap, menggunakan kapal generap kargo, dengan pola
subsidi muatan. (***)