Cost Guard Indonesia Kejar 2 Kapal China, Nyaris Gagal, Ini Penjelasannya -->

Iklan Semua Halaman

Cost Guard Indonesia Kejar 2 Kapal China, Nyaris Gagal, Ini Penjelasannya

09 Juli 2020
eMaritim.com - Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Indarto Budiarto membeberkan bagaimana pihaknya mengamankan dua kapal berbendera China yang mengangkut 22 pekerja WNI, yang mana satu WNI tewas dan ditemukan dalam freezer.

Indarto Budiarto mengatakan kasus ini terungkap dari informasi pihak keluarga yang mengaku kerap mendapatkan laporan dari korban tentang tindak kekerasan yaang terjadi di kapal tersebut.

"Hingga akhirnya kami mendapatkan informasi dari tindak kekerasan tersebut menimbulkan satu korban hingga meninggal dunia," kata Indarto saat konferensi pers di Dermaga Lanal Batam, Rabu (8/7/2020).

Dikejar, nyaris gagal ditangkap Indarto mengatakan dari informasi tersebut, tim gabungan kemudian melakukan pencarian dan pelacakan. Hingga akhirnya diketahui keberadaan kedua kapal berbendera China tersebut di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepri.

Penyergapan ini dilakukan  antara penegak hukum di laut yang terpantau oleh radio VHF ch 16 di sekitar  selat durian dan selat philips.

Kapal patroli KN (milik KPLP sea and coast guard) memangil kapal penangkap ikan china Lu Huang Yuan Yu 117, kemudian kapal patroli Polisi (milik polairud) memanggil kapal patroli KN (milik sea and coast guard) menanyakan apakah kehadiran mereka bermaksud untuk misi yang sama ???

Terpantau kapal patroli BC (milik bea cukai) memanggil kapal penangkap ikan china lainnya Lu Huang Yuan Yu 118

Tak lama terpantau lagi kapal patroli KRI (milik AL) memanggil kapal patroli BC untuk mundur dan mengambil alih, saling tanya dan saling interogasi terjadi antara kapal patroli penegak hukum di laut, mereka semua mendapat informasi A1 yang sama terhadap target yang sama.

Indikasi Perdagangan Manusia

Diduga Korban Perdagangan Manusia Ditemukan satu WNI meninggal di dalam freezer "Saat dilakukan evakuasi kondisi pekerja WNI yang meninggal dan disimpan di freezer masih mengenakan baju dan diselimuti," kata Indarto.

Indarto mengatakan, awalnya tim gabungan memang tidak mengetahui bahwa jenazah berada di Kapal yang mana, namun karena kedua kapal saling berkaitan.

Disinggung apakah ada ditemukannya tada-tanda kekerasan pada jenazah, Indarto mengaku hingga saat ini belum diketahui sebab jenazah baru saja diturunkan dan dibawa ke kamar jenzah RS Bhayangkara untuk dilakukan visum. 

"Dari keterangan keluarga, korban sudah tidak bisa dihubungi sejak tanggal 29 Juni 2020 lalu," ungkap Indarto. 

Praktik human trafficking Lebih jauh Indarto mengatakan kedua kapal yang diketahui kapal pencari cumi-cumi ini, terindikasi telah ada terjadi human trafficking atau perdagangan orang. Dan untuk selanjutnya kasus ini akan didalami pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Kepri. "Jadi nantinya kasus ini akan diambil alih oleh Polda Kepri," pungkas Indarto.


Berita ini di didapat dari penggabungan berita informan eMaritim.com dan sumber Kompas.com