BAKAMLA Cegat Kapal Riset China Tanpa AIS -->

Iklan Semua Halaman

BAKAMLA Cegat Kapal Riset China Tanpa AIS

Ananta Gultom
23 Januari 2021

 Jakarta, eMaritim. - 


Pekan lalu, Badan Keamanan Laut (Baklama) Indonesia mencegat kapal penelitian China yang beroperasi tanpa AIS di Selat Sunda yang strategis. Insiden itu terjadi tak lama setelah penemuan pesawat tak berawak survei Tiongkok yang diduga di dekat Selat Makassar.

sumber foto: https://www.maritime-executive.com/


"[Kapal patroli] KN Pulau Nipah 321 mencegat kapal penelitian China Xiang Yang Hong 03 pada Rabu malam sekitar pukul 8 malam saat sedang melewati Selat Sunda," kata juru bicara Bakamla Kolonel Wisnu Pramandita. Menurut Kolonel Pramandita, AIS kapal tersebut tidak mengudara selama tiga interval saat transit di perairan Indonesia. Tidak ada boarding yang dilakukan, tetapi dalam pertukaran radio, awak Xiang Yang Hong mengklaim bahwa AIS mereka tidak berfungsi.  


Pemeriksaan ke kapal tersebut tidak dapat dilakukan karena cuaca yang tidak mendukung, dan kapal patroli mengawal Xiang Yang Hong keluar dari ZEE Indonesia. 


Data AIS menunjukkan bahwa Xiang Yang Hong meninggalkan Pulau Hainan di China pada 6 Januari. AIS-nya hanya diterima sesekali saat dia menuju ke selatan melalui Laut China Selatan dan Laut Jawa, menurut pelacakan yang disediakan oleh Pole Star . 


Pada tanggal 18 Januari, Xiang Yang Hong sedang beroperasi lagi di Samudra Hindia, menyiarkan kemampuan Olah gerak yang terbatas dan bergerak maju dengan lambat. 


Pelarian terjadi saat Angkatan Laut Indonesia menyelidiki asal-usul kendaraan bawah air tak dikenal Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang ditemukan di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan pada akhir Desember. Selayar terletak di dekat pintu masuk selatan Selat Makassar yang strategis, salah satu alternatif Selat Malaka.


Drone tersebut - tabung aluminium setinggi tujuh kaki dengan antena trailing sepanjang tiga kaki - ditemukan oleh seorang nelayan pada pagi hari tanggal 26 Desember. Ia melaporkannya kepada pejabat setempat, yang kemudian memindahkannya ke divisi hidrografi dan oseanografi TNI AL di Jakarta.


Analis menyarankan bahwa perangkat tersebut memiliki kemiripan yang kuat dengan pesawat peluncur penelitian Akademi Ilmu Pengetahuan China (Haiyi). Ia diyakini sebagai unit ketiga dari jenisnya yang ditemukan di perairan Indonesia, meskipun yang pertama dipublikasikan secara luas. 



sumber: https://www.maritime-executive.com/article/indonesia-intercepts-chinese-research-vessel-running-dark