Diminta Naik Ke Kapal Senior? Let's Go -->

Iklan Semua Halaman

Diminta Naik Ke Kapal Senior? Let's Go

24 Desember 2021

Rekan-rekan pelaut ingat kalau dahulu saat masih sekolah disuruh naik ke kapal senior, apa yang ada dalam fikiran kita? Dugaan kita cuma ada 2; yang pertama kalau seniornya baik, kemungkinan besar akan dikasih oleh-oleh dari luar negeri (jika kapalnya berlayar ke luar negeri), tapi kalau itu meleset maka kita bisa pulang membawa bahan makalah kosong dan harus mengerjakannya dikampus. 

Dalam catatan eMaritim, permintaan naik kekapal senior lebih banyak positifnya dan sering menjadi gambaran persahabatan beda angkatan di sekolah pelayaran di Indonesia.



Kali ini eMaritim diminta naik kapal seorang senior, tidak untuk 2 hal diatas tapi untuk melakukan Safety Tour dan memberikan masukan dari kacamata yang berbeda untuk dipakai sebagai saran perbaikan kapal sang senior, keren kan? Seorang senior yang masih memiliki jiwa fighter sejati dan masih terus mengabdikan dirinya kepada dunia maritim, tidak ada kata pensiun dalam kamus hidupnya.

Kapal penyeberangan Kariangau- Penajam menjadi andalan penghubung Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Kapal yang ada lumayan banyak, berjumlah 18 unit dengam sistem rolling dimana 10 kapal bekerja dan 8 kapal berlabuh jangkar. Terlihat kapal-kapal tersebut cukup sibuk karena dalam 1 hari tiap kapal melayani 16 trip, berapapun jumlah penumpang atau mobilnya mereka harus tepat waktu.

Kapal milik sang senior adalah tipikal kapal penyeberangan eks Jepang yang cocok untuk penyeberangan Inland waters seperti teluk Balikpapan. Cuaca dan laut diisini berbeda jauh jika dibanding Selat Bali. Kapal tersebut adalah kapal pertama sang senior, dan beroperasi di Teluk Balikpapan sejak 2016. Kalau menurut data yang ada, KMP Mangani adalah kapal eks Jepang berusia 35 tahun, dengan ramp door buritan dan haluan.


Selama Safety Tour, eMaritim ditemani oleh Kepala Cabang PT Bahtera Samudra Bapak Dodi Haersyah (juga menjabat sebagai ketua DPC Gapasdap Balikpapan) yang terlihat cekatan menjawab semua pertanyaan. Dengan waktu bongkar 18 menit dan waktu memuat 18 menit, maka safety tour diadakan dengan cepat. Catatan mengenai hasil Safety Tour tidak eMaritim publikasi karena menjadi privasi profesionalisme dibidang inspeksi kapal.

Sebuah catatan sangat menarik yang patut dicontoh, diperagakan oleh nakhoda KMP Mangani Capt Budiono. Bahwa batasan bobot truk yang boleh naik adalah 25 ton, sang Nakhoda hanya menerima truk dengan bobot maksimum 16 ton. Dia beralasan bahwa kapal harus selalu dirawat dan dijaga, ramp door tidak boleh rusak oleh bobot kendaraan yang berlebihan karena uang bisa dicari tapi keselamatan kapal tetap diatas segalanya. Maka truk dengan bobot diatas 16 ton dipersilahkan naik kapal lain. Langkah sang Nakhoda disetujui oleh sang pemilik perusahaan yang notabene sang senior tadi.

Banyak tempat di Indonesia termasuk teluk Balikpapan yang cocok untuk kehidupan kapal penyeberangan, bahkan jika Ibukota Negara jadi pindah keberadaan kapal ini akan sangat krusial dalam memobilisasi manusia dan kendaraan dari Balikpapan ke lokasi baru tempat pembangunan Ibukota Negara.

eMaritim.com mengucapkan terima kasih kepada Capt Syahwin Hamid (Lulusan AIP angkatan 11) bukan untuk undangannya. Tapi untuk kesadaran beliau memberikan keleluasaan kepada nakhoda untuk menggunakan hak nya, yang disebut Master Overrriding Authority. Senior Shows No Wrong, senior mencontohkan hal yang baik 👍.