Komentar
Sebuah studi menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang gagal mengintegrasikan keselamatan sebagai prinsip utama di seluruh aspek organisasi mereka. Sebagai hasilnya, pekerja mungkin merasa kurang termotivasi, tidak loyal, dan kualitas kerja mereka pun menurun.
Perusahaan juga terkadang terlalu memfokuskan pada aturan dan kebijakan, tapi tidak membahas budaya operasional perusahaan dengan cukup serius. Perusahaan harus melibatkan karyawan dalam proses pembuatan kebijakan dan prosedur, dan fokus pada faktor sistemik dari budaya perusahaan yang mungkin menciptakan kondisi yang tidak aman.
Membaca banyaknya insiden kebakaran yang terjadi belakangan ini akibat ledakan di beberapa kilang minyak dan kebakaran di salah satu kapal tanker charteran salah satu perusahan BUMN serta menyimak tulisan dari artikel Chris Cancialosi Ph,D ACC "4 Reasons Why Your Safety Policies Fail — And Why Culture Is the Culprit"( baca disini ), menurutnya keselamatan bukan hanya masalah kebijakan, tetapi juga masalah budaya.
IMO : "Sebuah organisasi dengan 'budaya keselamatan' adalah yang memberikan prioritas yang tepat terhadap keselamatan dan menyadari bahwa keselamatan harus dikelola seperti area bisnis lainnya"
Ada empat alasan mengapa kebijakan keselamatan sering gagal.
- Pertama, perusahaan sering mengatakan satu hal, tetapi pada kenyataannya, mendorong sesuatu yang berbeda.
- Kedua, kebijakan keselamatan sering didorong oleh kebijakan, bukan budaya.
- Ketiga, pekerja sering tidak terlibat dalam proses pembuatan aturan.
- Keempat, pelatihan bukanlah solusi tunggal untuk meningkatkan keselamatan, tetapi perusahaan seringkali mengabaikan masalah budaya yang lebih dalam yang mendorong perilaku yang tidak aman.
Sebagai gantinya, perusahaan-perusahaan yang memiliki budaya kerja yang kuat yang menekankan keselamatan, tidak hanya memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal keselamatan, tetapi juga dalam berbagai aspek bisnis lainnya.
Kepemimpinan yang baik memainkan peran penting dalam menciptakan budaya keselamatan di organisasi mereka.
Jadi, apakah Anda tipe pemimpin yang menerapkan keselamatan ke setiap aspek budaya organisasi Anda? Atau sudah saatnya untuk memikirkan kembali pendekatan Anda?
