Komentar
Dalam dunia permesinan kapal, Governor menjadi salah satu komponen kunci dalam mengatur aliran bahan bakar pada mesin. Dalam percakapan antara Capt Hardian dan Suparwo membawa kita dalam pemahaman mendalam tentang konsep dan fungsi Governor dalam sistem elektronik kontrol bahan bakar.
Governor: Otak Elektronik dalam Mengatur Bahan Bakar
Governor, disebut juga Elektronik Fuel Control (EFC), berperan sebagai pengontrol bahan bakar dengan mekanisme elektronik pada mesin kapal. Meskipun tidak sama dengan karburator pada mobil atau motor zaman dulu, Governor memiliki fungsi serupa dalam mengatur aliran bahan bakar berdasarkan kebutuhan mesin.
Bagian-bagian Penting pada Governor EFC
Governor EFC terdiri dari beberapa komponen kunci, termasuk Magnetic Pick Up (MPU), Governor, dan Actuator.
Setiap bagian memiliki peran masing-masing dalam mengatur aliran bahan bakar dan menjaga kinerja mesin tetap stabil.
Konsep Kerja Governor:
Governor bekerja berdasarkan deteksi perputaran mesin melalui Magnetic Pick Up (MPU) yang mendeteksi perputaran flywheel. Perputaran ini menghasilkan tegangan listrik yang diteruskan ke Governor.
Governor membandingkan tegangan listrik yang diterima dari MPU dengan tegangan referensi untuk menentukan kebutuhan aliran bahan bakar.
Berdasarkan perbandingan tegangan, Governor mengirimkan sinyal tegangan DC ke Actuator. Besarnya tegangan yang diterima oleh Actuator ditentukan oleh Governor berdasarkan tegangan yang diterima dari MPU.
Actuator akan membuka atau menutup saluran bahan bakar sesuai dengan sinyal tegangan yang diterima dari Governor. Semakin besar tegangan, semakin besar aliran bahan bakar yang dibuka oleh Actuator, dan sebaliknya.
Dengan cara ini, Governor menjaga perputaran mesin tetap stabil dengan mengatur aliran bahan bakar berdasarkan kebutuhan mesin dalam berbagai kondisi beban.
Dalam konteks mesin kapal, pemahaman yang mendalam tentang kerja Governor sangat penting bagi para teknisi dan perwira mesin.
Dengan pemahaman yang baik tentang konsep dan fungsi Governor, mereka dapat memastikan kinerja mesin tetap optimal dan mengurangi risiko kegagalan yang dapat mengganggu operasi kapal di laut.(Sumber: Bas Awo - Lilin Tua)
