WAWANCARA EKSKLUSIF eMARITIM BERSAMA BAS SUPARWO: "MENGULAS FAKTA DI BALIK MASALAH PERMESINAN KMP SINDU TRITAMA & DWITAMA" -->

Iklan Semua Halaman

WAWANCARA EKSKLUSIF eMARITIM BERSAMA BAS SUPARWO: "MENGULAS FAKTA DI BALIK MASALAH PERMESINAN KMP SINDU TRITAMA & DWITAMA"

Ananta Gultom
07 Agustus 2025

 


Lokasi: Pelabuhan Lembar, Lombok

Waktu: 7 Agustus 2025

Reporter: Ananta Gultom — eMaritim.com


eMaritim:

Selamat sore, Pak Suparwo. Terima kasih sudah bersedia meluangkan waktu di tengah kesibukan Anda sebagai konsultan teknik kapal. Bisa diceritakan kepada pembaca kami, apa yang sebenarnya terjadi di KMP Sindu Tritama?

Bas Suparwo:

Selamat sore juga. Ya, saya ditugaskan oleh manajemen untuk memeriksa masalah serius yang terjadi pada KMP Sindu Tritama. Permasalahan utamanya adalah fenomena hunting pada mesin — yakni lonjakan RPM yang tidak terkendali — yang disebabkan oleh tidak berfungsinya governor pada kedua mesin induk.




eMaritim:

Apakah benar ini juga berkaitan dengan kejadian blackout di kapal?

Bas Suparwo:

Betul sekali. Blackout terjadi karena sistem bahan bakar pada generator mengalami masuk angin, yang akhirnya memutus pasokan listrik ke panel rakitan pengendali gearbox. Akibatnya, posisi gear box berubah otomatis ke netral dan mesin sempat mengalami overspeed. Ini sangat membahayakan keselamatan pelayaran.


eMaritim:

Bagaimana kondisi sistem komunikasi antara anjungan dan kamar mesin?

Bas Suparwo:

Nah, ini juga jadi sorotan penting. Sistem telegraph aslinya sudah diganti dengan panel rakitan yang sangat sederhana. 


Panel itu hanya menampilkan lampu indikator: "maju", "netral", dan "mundur", tanpa informasi perintah kecepatan seperti “full”, “half”, atau “dead slow”. Praktis, komunikasi mesin-anjungan jadi minim isyarat dan berisiko tinggi.


eMaritim:

Apakah ada temuan fisik pada instalasi mesin yang berkontribusi terhadap kerusakan lainnya?


Bas Suparwo:

Ya, saya juga temukan kerusakan pada rubber mounting dari clutch gearbox. Ini akibat ketidaklurusan atau misalignment antara sumbu gearbox dan mesin induk. 


Saat blackout, mesin kanan sempat kehilangan kompresi dan harus top overhaul — pengerjaan besar yang tentu makan waktu.


eMaritim:

Apa rekomendasi Anda kepada pihak manajemen kapal?

Bas Suparwo:

Saya merekomendasikan empat langkah utama:

  1. Pasang kembali governor baru di kedua mesin induk.

  2. Aktifkan kembali sistem telegraph asli, agar komunikasi anjungan-mesin lebih presisi.

  3. Perbaiki panel alarm yang sudah tidak berfungsi.

  4. Lakukan alignment ulang antara mesin dan gearbox untuk mencegah kerusakan berulang.


eMaritim:

Baik. Setelah dari Tritama, Anda juga melakukan monitoring di KMP Sindu Dwitama. Apa hasilnya?

Bas Suparwo:

Untuk KMP Sindu Dwitama, hasilnya jauh lebih baik. Kedua mesin induk bekerja normal, governor berfungsi dengan baik, tidak ada gejala hunting, dan gearbox juga beroperasi stabil. 


Saya monitor selama 18 jam pelayaran dan semua sistem, termasuk auxiliary engine, pencahayaan, ventilasi, bahkan komunikasi antar-deck dan kamar mesin, berjalan sangat baik.


eMaritim:

Tentu ini jadi pembanding yang menarik. Namun, kami dengar Anda juga menaruh perhatian pada indikasi penyebab tenggelamnya KMP TUNU. Bisa dibocorkan sedikit hasil observasi Anda?

Bas Suparwo:

Saya belum simpulkan secara resmi, tapi dari pengamatan awal: KMP TUNU diduga tenggelam akibat kombinasi rampdoor yang tidak tertutup rapatmobil muatan yang tidak dilashing, dan kapal masih melaju saat terjadi kemiringan


Yang mengkhawatirkan, modifikasi kapal dari LCT menjadi KMP sering mengakibatkan rampdoor menjadi tinggi dan menghalangi pandangan dari anjungan, sehingga saat diturunkan untuk melihat haluan, seringkali tidak terkunci sempurna — air bisa masuk.


eMaritim:

Ini tentunya menjadi perhatian penting bagi regulator. 

Terakhir, Pak Suparwo, apa pesan Anda bagi operator kapal penyeberangan kita?

Bas Suparwo:

Keselamatan tidak bisa dikompromikan. Sistem mesin dan komunikasi anjungan harus kembali pada standar pabrik. 


Jangan mengganti teknologi dengan rakitan tanpa sertifikasi. 


Dan pastikan kapal-kapal kita tidak hanya laik jalan, tapi juga laik laut — demi awak, penumpang, dan kelangsungan transportasi laut Indonesia.


eMaritim:

Luar biasa, terima kasih banyak atas waktu dan informasi yang sangat penting ini, Pak Suparwo. Kami doakan keselamatan dan kesuksesan tugas-tugas Anda ke depan.


Laporan Langsung via Whatsapp call oleh eMaritim.com – Pelabuhan Lembar, 7 Agustus 2025